JAKARTA: Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) dikhawatirkan dapat mematikan keberadaan 33 bisnis kapal penyeberangan atau kapal feri di Pelabuhan Merak—Bakauheni seperti halnya yang terjadi pada pembangunan jembatan Suramadu.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suryo Alimuso memperkirakan sebagian besar transportasi darat akan menggunakan JSS ketika menyeberangi dua Merak—Bakauheni.
“Masih ada 33 kapal yang harus dipindahkan, ini perlu kepastian jangan sampai terjadi seperti di selat Madura yang mematikan usaha jasa feri,” katanya di hadapan Komisi V DPR RI, hari ini.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah untuk melindungi kelangsungan usaha jasa kapal feri tersebut. Hal tersebut, lanjutnya, sebagai salah satu cara untuk meminimalisiri dampak negatif proyek yang diprediksi akan menjadi jembatan antar pulau terpanjang di Indonesia ini apalagi waktu pengerjaannya diperkirakan masih 13 tahun lagi.
“Proyek JSS ini masih membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun lagi sehingga masih ada waktu untuk mengantisipanya.”
Kementerian PU saat ini terus mengkaji dengan melakukan studi kelayakan dan basic desihg pembangunan jembatan sepanjang 28 km tersebut. Berdasarkan analisa kasar, indikasi biaya konstruksi JSS menelan biaya Rp 100 triliun (tanpa KA) s/d Rp 150 triliun (dengan KA). (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 28.03.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar