BANDUNG: PT Kereta Api Indonesia akan menambah sekitar 2.000 tenaga kerja untuk memperkuat lini bisnis pengangkutan batu bara di Sumatra Selatan.
Direktur Personalia dan Umum PT KA Joko Margono mengatakan jumlah sumber daya manusia (SDM) untuk kereta api pengangkut batu bara di Sumsel saat ini sebanyak 4.000 orang.
“Kami masih membutuhkan tambahan tenaga kerja profesional, termasuk untuk kereta pengangkutan barang, guna menopang pengembangan bisnis ke depannya,” katanya di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), hari ini.
Secara keseluruhan, badan usaha milik negara (BUMN) perkeretaapian ini memiliki 28.000 orang tenaga kerja, dan jumlahnya akan ditambah hingga menjadi 30.000-32.000 orang.
Dia mengatakan saat ini volume pengangkutan batu bara di Sumsel sekitar 10 juta ton dan akan ditingkatkan menjadi 20 juta ton dalam 3 tahun ke depan.
Joko mengatakan beberapa produsen batu bara maupun perusahaan pengguna komoditas itu terus bertambah, sehingga membutuhkan jasa pengangkutan yang bisa menyesuaikan dengan pertumbuhan bisnis.
“Kami baru mengangkut batu bara milik PT Bukit Asam Tbk saja. Permintaan dari perusahaan lain juga tinggi, termasuk dari PT Perusahaan Listrik Negara [PLN],” katanya.
Untuk memperkuat lini bisnis pengangkutan batu bara, PT KA akan menambah 144 unit lokomotif, yang 44 lokomotif di antaranya diperuntukkan bagi pengangkutan komoditas itu di Sumsel. Sedangkan sisanya yaitu sebanyak 100 unit lokomotif akan dipergunakan untuk menambah kebutuhan di Pulau Jawa.
Saat ini proses penambahan lokomotif tersebut telah sampai pada tahap tender dengan nominal investasi sekitar Rp4 triliun.
“Karakteristik kereta barang itu berbeda dengan kereta penumpang yang lebih fokus pada pelayanan. Kalau angkutan barang itu sisi pelayanannya lebih sedikit dan lebih banyak aspek teknisnya,” katanya. Dia mencontohkan kereta angkutan batu bara itu panjangnya bisa mencapai 1,5 meter dengan 60 rangkaian gerbong.
Selain untuk memperkuat bisnis pengangkutan batu bara, perusahaan pelat merah itu juga berencana fokus pada pengangkutan kontainer di Jawa.
“Saat ini hampir 65% bisnis kami berasal dari angkutan penumpang. Dalam 5 tahun ke depan kondisinya akan berbalik, angkutan barang yang akan lebih dominan,” katanya.
Rektor ITB Akhmaloka mengatakan kerja sama di bidang pendidikan ini cukup strategis dalam pengembangan bisnis perkeretaapian di Tanah Air.
“Kerja sama ini tidak berbicara mengenai bagaimana membuat KA yang canggih, tapi [tentang] membangun sistem yang modern,” ujarnya.
ITB dan PT KA membuat enam modul pendidikan untuk SDM BUMN tersebut, a.l. teknik sipil, elektro, dan operasional. Pada tahap awal, sebanyak 180 karyawan PT KA akan mengikuti pendidikan D3 selama 3 tahun di bawah pengajaran dosen ITB. (er)
Sumber : Bisnis Indo 14.03.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar