JAKARTA: Kerusakan infrastruktur jalan di Indonesia menyebabkan potensi bisnis dan profit usaha sektor angkutan darat hilang antara 10%-25% menyusul membengkaknya biaya operasional kendaraan.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Organisasi Pengusaha Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Eka Sari Lorena Soerbakti mendesak pemerintah agar memacu meningkatkan pembangunan dan kualitas infrastruktur jalan sekaligus mendorong program revitalisasi sektor angkutan umum darat.
“Beban yang ditanggung operator angkutan darat akibat kerusakan infrastruktur itu sangat signifikan, “ ujar Eka Sari yang juga Ketua Komite Tetap Perhubungan Darat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) itu.
Dia menjelaskan perbaikan infrastruktur, termasuk memangkas biaya pengadaan spare part kendaraan umum dan penataan perizinan sangat berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha sektor ini.
Sekarang, katanya, kondisi infrastruktur jalan di Indonesia sangat memprihatinkan. “Banyak yang rusak baik di pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa sehingga kami kehilangan potensi bisnis yang tidak sedikit, bahkan sampai 25%,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum (PU), hingga akhir tahun lalu, panjang jalan nasional yang rusak berat mencapai 3.843,8 km, atau 11,1% dari total panjang jalan nasional sejauh 34.628,8 km.
Tahun ini panjang jalan yang rusak berat dan harus dibenahi oleh pemerintah mencapai 1.038 km, tetapi belum
termasuk jalan provinsi atau kabupaten dan kota yang juga rusak berat. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 13.04.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar