JAKARTA: PT Pelindo II mengklaim kondisi finansial BUMN pelabuhan itu sangat kuat, sehingga mampu mengikuti tender proyek pelabuhan Kalibaru senilai Rp12 triliun.
Dirut PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II R.J. Lino mengatakan pihaknya optimis mampu memenangi tender proyek Kalibaru, karena secara finansial sangat kuat.
“Ebitda kami sangat bagus, tahun ini mencapai Rp2 triliun, tahun lalu Rp1,7 triliun, dengan dana sebesar ini, kami dapat memperoleh pinjaman Rp10 triliun. Dengan demikian perusahaan kami sangat sehat, sekarang ini tidak punya utang,” katanya hari ini.
Ebitda adalah singkatan dari earning before interest, tax, depreciation, and amortization atau laba sebelum dikurangi beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Lino mengatakan dari Terminal Peti Kemas atau TPK Koja dan Jakarta International Container Terminal (JICT) setiap tahunnya masing-masing mendapat keuntungan sebesar US$30 juta dan US$60 juta. Di JICT, lanjut Lino,
Pelindo II memiliki saham sebesar 49% dan di TPK Koja 56%, sehingga Pelindo berhak mendapat deviden dan biaya sewa lahan dari keduanya.
“Dengan kondisi keuangan kami yang bagus ini, kami hanya butuh pinjaman Rp10 triliun untuk proyek Kalibaru, karena kami menganggarkan financial engineering sebesar Rp22 triliun hingga 2019. Pemerintah tidak perlu memberikan bantuan, karena kami saat ini saja sudah mendapat komitmen dari dua bank BUMN yakni BRI dan BNI yang akan membiayai proyek Kalibaru sebesar 75% dari total nilai proyek,” tutur Lino.
Sebelumnya manajemen PT Pelindo II ini sempat menyatakan kekecewaannya atas keputusan kementerian perhubungan untuk menggelar tender terbuka untuk proyek Kalibaru Utara ini, sehingga menyatakan tidak akan ikut tender.
Namun sehari setelahnya, mereka mengubah keputusannya dan menyatakan ikut tender setelah melakukan pertemuan dengan Menhub selama 1 jam pada Rabu malam. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 15.04.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar