JAKARTA: PT Dirgantara
Indonesia (Persero) akan merakit pesawat CN295 di Bandung mulai akhir 2013.
Direktur Utama PT Dirgantara
Indonesia (PTDI) Budi Santoso mengatakan perakitan akhir 7 dari 9 pesawat
rancangan Airbus Military (AM) CN295 pesanan Kementerian Pertahanan akan
dikerjakan di pabrik PTDI.
Dia menjelaskan perakitan 7
pesawat tersebut akan dimulai setelah lini produksi PTDI di Bandung bisa
memenuhi standar produksi yang ditetapkan AM.
Revitalisasi dan modernisasi
sistem produksi pesawat PTDI, jelasnya, direncanakan selesai dalam 18 bulan
sejak penandatanganan kerjasama strategis antara PTDI, AM dan Perusahaan
Pengelola Aset (Persero) di Bandara Halim Perdanakusuma, hari ini
“Setelah itu, seluruh
pesanan pesawat CN295 di Asia Pasifik tidak lagi diproduksi di Spanyol. Semua
diproduksi di Indonesia, begitu juga C-212,” kata Budi.
Direktur Aerospace PTDI Andi
Alisjahbana mengatakan kesepakatan yang ditandatangani hari ini di depan
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menandakan tercapainya syarat awal
teaming agreement antara PTDI dan AM yang terbentuk Juni tahun lalu.
“Syaratnya ketika itu, PTDI
membantu CN295 terjual. Itu sudah tercapai. Kesepakatan baru ini menandakan
seluruh rencana rencana restrukturisasi yang disusun PTDI bersama AM masih
berjalan tepat waktu,” katanya.
Kontrak pembelian 9 unit
CN295 oleh Kementerian Pertahanan diumumkan pada awal tahun ini dengan nilai
mencapai US$325 juta.
Menhan menjelaskan pembelian
9 unit pesawat tersebut adalah bagian dari rencana pencapaian kemampuan
angkatan bersenjata minimal (minimum essential force) pemerintah sampai 2015.
Andi memaparkan mulai
pertengahan tahun ini AM mulai memberi bantuan tenaga ahli, perangkat peralatan
dan permesinan, serta sistem informasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi
sistem produksi pesawat PT DI.
Salah satu di antaranya
adalah memperpendek waktu produksi PT DI dari 6—9 bulan per unit pesawat
menjadi 6 pekan per unit pesawaat.
“Seluruh investasi
restrukturisasi sepenuhnya merupakan investasi PTDI. AM akan memberi bantuan
know how,” jelas Andi.
Direktur Utama PPA Boyke
Mukijat mengatakan PTDI mengajukan proposal anggaran senilai Rp2,055 triliun
untuk proses restrukturisasi perusahaan termasuk pembangunan lini produksi
CN295 yang rencananya beroperasi pada 2013.
Dia menjelaskan PPA memberi
dukungan pendanaan senilai Rp675 miliar sampai seluruh permintaan anggaran
pemerintah untuk dana restrukturisasi PTDI disetujui oleh DPR.
“Juga ada dana pinjaman dari
perbankan. Kami juga mengawasi pembelanjaan dan apa kerjasama ini fair,” tambah
Boyke.
Senior Vice President AM
Ignacio Alonso mengatakan kerjasama kedua perusahaan akan mencakup aspek
industri dan komersial.
Selain membentuk kerjasama
pemasaran dan pusat produksi, jelasnya, kedua perusahaan akan membangun pusat
servis yang memberikan pelayanan logistik, pemeliharaan dan pelatihan awak
pesawat untuk seluruh produk PTDI dan AM untuk wilayah Asia Tenggara.
“Hasil kerjasama sejauh ini
sangat baik yang memungkinkan kita untuk terus memperluas lingkup visi jangka
panjang kerjasama, yang mungkin akan mencakup pesawat A400M,” kata Alonso.
Hari ini, AM menghadirkan
pesawat kargo A400M yang bisa mengangkut muatan seberat 30 ton dengan jarak
tempuh maksimal sejauh 8.700 kilometer di Bandara Halimperdanakusuma, Jakarta.
Purnomo mengatakan pesawat
kargo tersebut bisa menjadi alternatif pengganti pesawat Hercules C-130 yang
selama ini diandalkan TNI AU.
AM mengklaim A400M mampu
mengangkut beban 2 kali lebih berat dengan jarak tempuh yang setara atau jarak
tempuh 2 kali lebih jauh dengan beban yang setara jika dibandingkan dengan
C-130.
Namun, Menhan menegaskan
pembelian A400M baru bisa direncanakan dalam anggaran pemerintah setelah 2015.
(sut)
Sumber : Bisnis Indonesia,
18.04.12.