JAKARTA: Otoritas Pelabuhan
(OP) Tanjung Priok menginstruksikan sekaligus menyetujui agar fasilitas
terminal 2-JICT di Pelabuhan Tanjung Priok bisa menampung pelayanan sandar
kapal dan bongkar muat peti kemas domestik.
Instruksi dan persetujuan
Kantor OP Tanjung Priok itu telah disampaikan pekan ini melalui surat resmi
yang ditujukan kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dan Hutchison Port
Indonesia (HPI) selaku pengelola terminal 2-JICT, menyususul kian padatnya
antrean kapal untuk sandar dan menunggu muatan di pelabuhan tersibuk di
Indonesia itu.
Kepala OP Tanjung Priok
Sahat Simatupang, mengatakan fasilitas dermaga dan peralatan terminal 2-JICT di
pelabuhan Priok itu, selama ini belum di optimalkan atau idle, karena draft
(kedalamnya) hanya -7 s/d -8 Lws (Low water spring) sehingga tidak bisa di
sandari kapal mother vessel yang melakukan pengapalan langsung (direct call)
pengangkut peti kemas ekspor impor. Terminal ini, kata dia, hanya di sandari
beberapa pelayaran feeder (pengumpan) dengan ukuran rata-rata 1.000 TEUs.
“Saya sudah sampaikan
surat-nya secara resmi kepada Pelindo II maupun HPI selaku pengelola terminal
2-JICT di Priok supaya terminal itu bisa juga melayani kapal peti kemas domestik,” ujarnya kepada Bisnis
hari ini, Jumat (8/6).
Instruksi Kepala OP Tanjung
Priok itu, kata dia, dalam kaitan menanggulangi ancaman kongesti akibat antrean
kapal di pelabuhan menyusul sedang dilakukannya perbaikan sejumlah
terminal/dermaga multifungsi untuk kegiatan bongkar muat peti kemas antar pulau
(domestik).
Sahat mengungkapkan, saat
ini sedang dilakukan perbaikan dan pengerasan pada tiga lokasi klaster terminal
yang meliputi lima fasilitas dermaga di Pelabuhan Tanjung Priok. Dermaga
tersebut yakni; dermaga 103 s/d 105, dermaga 111 s/d 113, dermaga 201 dan 2003,
dermaga 303 s/d 305, serta dermaga 001 s/d 004. “Untuk dermaga 303 s/d 305
sudah hampir selesai, namun yang lainnya di perkirakan baru akan selesai
pengerjaanya pada awal 2013,” tuturnya.
Untuk itu, kata dia, guna
menghindari terjadinya kongesti di Pelabuhan Tanjung Priok, menyusul terus
bertambahnya arus kunjungan kapal ke Pelabuhan-sebaiknya fasilitas terminal
2-JICT bisa dimanfaatkan sebagai terminal multifungsi yang bisa melayani kapal
ocean going (feeder) sekaligus kapal peti kemas domestik tanpa jangka waktu
tertentu.
Sahat menegaskan, OP Tanjung
Priok tidak akan mencampuri urusan business to business maupun yang
menyangkut perjanjian kontrak
privatisasi/kerjasama pengelolaan terminal tersebut antara Pelindo II dan HPI.
“Lagipula ini kan (terminal
2-JICT) merupakan aset negara, dan pemerintah sangat berkepentingan menjaganya supaya tidak terjadi kongesti di
Priok. Karena itu harus ada solusi,” paparnya.
Dia mengatakan, instansinya
juga akan menyampaikan kepada Menteri Perhubungan Cq Dirjen Perhubungan Laut
Kemenhub, agar terminal 2-JICT bisa dimanfaatkan melayani peti kemas domestik
(antar pulau). “karena ini sifatnya segera, maka paling lambat Senin pekan
depan (11/6) surat resminya kepada Kemenhub akan saya serahkan,” tuturnya.
OP Tanjung Priok, kata
Sahat, juga sudah berkoordinasi dengan perusahaan pelayaran anggota Indonesian
National Shipowners Association (INSA) Jaya dalam kaitan ini.
”Mereka (INSA) sudah
mendukung agar terminal 2-JICT bisa juga disandari kapal dan bongkar muat peti
kemas domestik di pelabuhan Priok. Apalagi peralatan bongkar muat di terminal
itu sudah sangat memadai. Tentunya ini bisa lebih efisien,” tegasnya.
Ketua INSA Jaya, C.Alleson
yang dikonfirmasi Bisnis, mengatakan hingga akhir pekan ini antrean kapal masih
terjadi kendati sudah sedikit terurai. “Setelah dilakukan rapat koordinasi di
kantor OP Tanjung Priok, antrean kapal mulai terurai,” ujarnya.
Peti Kemas Kosong
Sahat mengatakan, dalam
waktu dekat, instansinya akan melakukan pengawasan terpadu berkaitan kelanjutan
program penataan pelabuhan Tanjung Priok dengan melarang peti kemas kosong di
timbun di kawasan lini 1 atau di dalam Pelabuhan Tanjung Priok.
“Kami akan meminta manajemen
Pelindo II Tanjung Priok untuk mengeluarkan semua peti kemas kosong milik perusahaan pelayaran domestik maupun
ocean going dari dalam pelabuhan supaya back up areal penumpukan untuk peti
kemas isi (full) tetap terjamin.(faa)
Sumber : Bisnis Indonesia,
09.06.12 (kliping edisi 140612 ngga terbit, sori, ribezzz).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar