MEDAN-- PT Toba Pulp Tbk
tahun ini menargetkan produksi pulp 195.000 ton di tengah ketidakpastian pasar,
sementara RUPS memutuskan mengangkat satu direksi baru mengganti yang
mengundurkan diri.
Humas Toba Pulp Chaeruddin
Pasaribu membenarkan tahun ini produsen pulp berbasis di Porsea, Kabupaten Toba
Samosir, Sumut itu tetap menaikkan target produksi dibandingkan tahun lalu
menjadi 195.000 ton walaupun krisis ekonomi dunia penuh ketidakpastian.
“Stok pulp Toba Pulp
produksi tahun lalu masih ada 7.000 ton lagi di Belawan. Walaupun demikian kami
tetap meningkatkan produksi dari menjadi 195.000 ton dari realisasi tahun lalu
sebesar 189.630 ton,” ujarnya di Medan Jumat 22 Juni 2012.
Menurut dia, permintaan pulp
di pasar dunia sedikit banyak terganggu karena krisis ekonomi di Amerika
Serikat dan Uni Eropa. Pasar pulp
Indonesia, kata dia, memang masih tetap China, namun produksi barang jadi yang
dihasilkan dari China dengan menggunakan pulp terganggu.
Jadi tidak heran, kata dia,
jika akhir 2011 lalu Toba Pulp sempat memiliki stok di Belawan mencapai 37.000
ton. Saat ini, kata dia, stok tersebut masih tersisa sekitar 7.000 ton lagi
yang belum terjual.
Dia mengakui harga pulp di
pasar internasional rata-rata US$520 per ton atau jauh dari harga sekitar
US$700-US$800 tahun-tahun sebelumnya. Untuk menutupi penurunan harga tersebut,
paparnya, TobaPulp harus meningkatkan produksi tahun ini dari realisasi tahun
lalu.
Nilai penjualan pulp
TobaPulp tahun 2011 lalu mencapai US$91,2 juta atau turun dari penjualan tahun
2012 sebesar US$98,2 juta.
Sementara itu, Martin
Soekendar, Sekretaris Perusahaan TobaPulp Tbk mengatakan dalam RUPS Luar Biasa
yang dilakukan di Medan 22 Juni 2012 pemegang saham sepakat mengangkat direksi
Leonard Hutabarat menggantikan Riduan Sibuea yang mengundurkan diri beberapa
bulan lalu. (arh)
Sumber : Bisnis Indonesia,
22.06.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar