JAKARTA: Bisnis logistik di
Indonesia yang semakin menjanjikan, mendorong investor asing untuk mulai
memburu sejumlah perusahaan logistik lokal.
Ketua Asosiasi Logistik
Indonesia (ALI) Zaldi Masita mengatakan dalam dua bulan terakhir, pihaknya
telah dihubungi oleh sekitar tujuh hingga delapan investor asing yang tertarik
untuk membeli perusahaan logistik tanah air.
“Mereka meminta ALI untuk
merekomendasikan perusahaan logistik lokal yang potensial dan menjanjikan untuk
diambilalih,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (27/8).
Menurut Zaldi, meningkatnya
minat investor asing untuk mengakuisisi perusahaan logistik lokal dipicu oleh
momentum Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai berlaku pada 2015 nanti.
Dengan berlakunya MEA,
tuturnya industri logistik menjadi sektor vital yang akan menopang
keberlangsungan iklim usaha di Indonesia. Dengan prospek yang menjanjikan itu,
dia mengungkapkan bisnis logistik semakin menjadi incaran bagi investor asing.
Dia memaparkan beberapa
investor yang mulai tertarik untuk melakukan penetrasi bisnis logistik di
Indonesia, diantaranya berasal dari Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, dan
beberapa negara dari Eropa.
“Mereka melihat logistik
akan booming pada 2015. Saat itu akan banyak perusahaan logistik China yang akan
mencari perusahaan logistik Indonesia. Ini akan dimanfaatkan oleh investor
asing itu untuk jual kembali dengan harga tinggi,” terangnya.
Zaldi menjelaskan sejak
tahun lalu, bisnis logistik Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar 15%-20%
dari sisi pendapatan. Bahkan, lanjutnya, perusahaan logistik yang melayani
pengangkutan minyak dan gas bumi mengalami pertumbuhan hingga 40%.
Meski demikian, lanjutnya
perkembangan industri logistik masih belum didukung oleh infrastruktur yang
memadai dan hal ini yang akan menjadi tantangan bagi pemerintah dalam
menghadapi MEA nanti.
Dia menuturkan pelaku bisnis
logistik saat ini masih mengeluhkan minimnya infrastruktur yang membuat
kegiatan logistik menjadi tidak efisien, karena biaya logistik yang tinggi dan
waktu pengiriman yang cukup lama.
“Akibatnya, jika nanti MEA
mulai berlaku dan infrastruktur masih belum mendukung, pabrik-pabrik asing akan
memindahkan aktivitas produksinya ke negara lain, karena biaya logistiknya
lebih murah,” tuturnya.
Selain infratruktur, Zaldi
mengungkapkan perusahaan logistik juga masih harus berbenah diri dalam
menghadapi MEA nanti, terutama bagi perusahaan logistik tingkat menengah dan
tingkat bawah.
Perusahaan-perusahaan
tersebut, tuturnya harus mulai memperluas jaringan logistik dan memperkuat
kinerja agar dapat bersaing dengan perusahaan logistik asing yang dengan bebas
masuk ke Indonesia pada 2015.
“Mereka ini harus
mempersiapkan diri agar pada 2015 nanti mereka dapat tetap bersaing atau dapat
menjual perusahaannya kepada asing dengan harga tinggi,” ucapnya. (Bsi)
Sumber : Bisnis Indonesia,
27.08.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar