Bisnis.com, BEIJING - Perusahaan telekomunikasi China yang juga raksasa internet,
Huawei, mengutuk Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) setelah muncul
laporan bahwa organisasi itu secara rahasia menyadap jejaring perusahaan
tersebut selama bertahun-tahun.
New York Times dan harian Jerman Der Spiegel hari Sabtu (22/3/2014)
melaporkan bahwa NSA telah membobol arsip email Huawei, komunikasi antar
pejabat tinggi perusahaan ini, dan bahkan kode sumber rahasia sejumlah produk
Huawei.
Laporan kedua media ini didasarkan dari dokumen yang diberikan buron NSA
Edward Snowden.
"Jika aksi dalam laporan itu benar maka Huawei mengutuk
aktivitas-aktivitas yang menginvasi dan menyusupi jejaring korporat internal
kami dan memonitor komunikasi kami," kata Roland Sladek, wakil presiden
urusan hubungan internasional Huawei, dalam pernyataan tertulisnya seperti
dikutip AFP.
Dia menambahkan, “Huawei tidak sepakat dengan semua aktivitas yang
mengancam keamanan jaringan dan berniat untuk bekerjasama dengan semua
pemerintah, pemangku kepentingan dan pelanggan industri ini, dalam pola terbuka
dan transparan, guna bersama-sama menghadapi tantangan global terhadap keamanan
jaringan.”
Niat awal Operasi "Shotgiant" dari NSA ini adalah mencari kaitan
raksasa teknologi informasi yang berbasis di Shenzhen itu dengan militer China,
kata dokumen tahun 2010 yang dikutip The Times itu.
Namun tujuan program ini akhirnya berkembang menjadi lebih mencakup pula
penetrasi produk komunikasi Huawei ke negera ketiga untuk mendapatkan akses ke
jaringan kepentingan di seluruh dunia, tulis dokumen tersebut.
Laman New York Times diblokir di China dan laporan ini
tidak bisa diakses oleh internet China.
Washington telah lama menganggap Huawei sebagai ancaman keamanan karena
dipersepsikan mempunyai kaitan kuat dengan pemerintah China yang sudah dibantah
perusahaan itu.
Baik Amerika Serikat maupun Australia telah melarang perusahaan ini
terlibat dalam proyek broadband di negara masing-masing karena kekhawatiran
melakukan spionase.
NSA sendiri mempertahankan operasi pengumpulan data intelijennya dengan
alasan untuk target-target intelijen asing yang valid.
"Kami tidak menggunakan kemampuan intelijen asing untuk mencuri
rahasia-rahasia dagang perusahaan-perusahaan asing, atas nama --atau memberikan
data intelijen yang kami kumpulkan-- untuk perusahaan-perusahaan AS demi
memperkuat daya saing mereka,” demikian NSA seperti dikutip AFP.
Sumber : Bisnis Indonesia, 24.03.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar