Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah China meminta Presiden Joko Widodo
menggabungkan cetak biru ‘poros maritim’ Indonesia dengan rencana ‘Jalan Sutera
Maritim Abad ke-21’ milik pemerintah China.
Jokowi menyatakan cetak biru logisitik maritim kedua negara hanya akan digabungkan jika menguntungkan Indonesia.
“Mereka minta supaya di link-an. Saya kira prinsipnya asal kepentingan nasional terjaga, keuntungan negara dan rakyat juga ada, kita hubungkan,” kata Wang Yi usai menerima kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Istana Merdeka, Senin (3/11/2014)
‘Jalan Sutera Maritim Abad ke-21’ adalah satu dari dua komponen kebijakan Jalan Sutera Baru China yang disusun untuk meningkatkan konektivitas China dengan negara-negara tetangganya.
Jalur logisitik laut tersebut rencananya menghubungkan kota pesisir China dengan negara-negara Asean untuk kemudian dilanjutkan ke negara-negara pesisir di Asia Selatan.
Di sisi lain, Presiden mengatakan Indonesia menawarkan potensi investasi dalam proyek infrastruktur Tanah Air kepada China. Proyek yang ditawarkan Jokowi antara lain adalah pembangunan pelabuhan, rel kereta api, serta jalan tol di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
“Yang paling mendesak itu yang berkaitan dengan power plant, pembangkit listrik, sekarang mulai keliatan. Dapat laporan di Sumatera Selatan mati 3 hari, di Sumatera Utara juga,” kata Jokowi.
Sebelum menerima Menlu China, Kepala Negara juga menerima Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan dalam pertemuan tersebut Jokowi mendorong Jerman menjadikan Indonesia sebagai basis produksi industri untuk pasar Asia Tenggara. Jerman juga diminta Presiden RI untuk membuka akses pasar lebih besar bagi komoditas Indonesia.
“Kita minta juga Jerman memberikan bebas visa bagi pemegang paspor dplomatik dan paspor dinas untuk Indonesia karena sudah 11 negara schengen yang memberikan kebebasan itu,” kata Menlu.
Jokowi menyatakan cetak biru logisitik maritim kedua negara hanya akan digabungkan jika menguntungkan Indonesia.
“Mereka minta supaya di link-an. Saya kira prinsipnya asal kepentingan nasional terjaga, keuntungan negara dan rakyat juga ada, kita hubungkan,” kata Wang Yi usai menerima kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Istana Merdeka, Senin (3/11/2014)
‘Jalan Sutera Maritim Abad ke-21’ adalah satu dari dua komponen kebijakan Jalan Sutera Baru China yang disusun untuk meningkatkan konektivitas China dengan negara-negara tetangganya.
Jalur logisitik laut tersebut rencananya menghubungkan kota pesisir China dengan negara-negara Asean untuk kemudian dilanjutkan ke negara-negara pesisir di Asia Selatan.
Di sisi lain, Presiden mengatakan Indonesia menawarkan potensi investasi dalam proyek infrastruktur Tanah Air kepada China. Proyek yang ditawarkan Jokowi antara lain adalah pembangunan pelabuhan, rel kereta api, serta jalan tol di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
“Yang paling mendesak itu yang berkaitan dengan power plant, pembangkit listrik, sekarang mulai keliatan. Dapat laporan di Sumatera Selatan mati 3 hari, di Sumatera Utara juga,” kata Jokowi.
Sebelum menerima Menlu China, Kepala Negara juga menerima Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan dalam pertemuan tersebut Jokowi mendorong Jerman menjadikan Indonesia sebagai basis produksi industri untuk pasar Asia Tenggara. Jerman juga diminta Presiden RI untuk membuka akses pasar lebih besar bagi komoditas Indonesia.
“Kita minta juga Jerman memberikan bebas visa bagi pemegang paspor dplomatik dan paspor dinas untuk Indonesia karena sudah 11 negara schengen yang memberikan kebebasan itu,” kata Menlu.
Sumber : 03.11.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar