Bisnis.com, JAKARTA—Untuk mendukung rencana pembangunan tol laut,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjadi pembangunan
infrastruktur pelabuhan.
Hal itu menjadi fokus guna mendukung
proyek tol laut sebagai kelanjutan program Poros Maritim.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Mochammad Basuki Hadimoeljono mengatakan akan memfokuskan membangun
infrastruktur pelabuhan laut untuk mendukung proyek tol laut yang diusung oleh
Presiden Joko Widodo.
"Prioritas sekarang fokus
terutama untuk infrastruktur pelabuhan untuk laut dengan 'deep sea port',"
katanya, seperti dikutip Antara (8/11).
"Deep sea port" atau tol
laut dalam adalah pelabuhan yang dibangun di perairan laut dalam agar
kapal-kapal besar (kapasitas 3000-4000 TEUS) bisa melintas.
Kapal-kapal bermuatan besar tersebut
diharapkan bisa bolak-balik untuk mengangkut lebih banyak logistik, sehingga biaya
logistik pun semakin murah.
Basuki menjelaskan pihaknya juga
akan mengintegrasikan dengan bendungan yang direncakanan dibangun untuk
memenuhi kebutuhan listrik di sekitar pelabuhan.
"Kalau deep sea port' kan membutuhkan
listrik, maka kita integrasikan dengan bendungan yang akan kita bangun,"
katanya.
Ekonom Cyrillus Harinowo memproyeksi
proyek tol laut dapat mengurangi biaya logistik barang dari Pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta ke Sorong, Papua hingga 500%.
"Untuk satu kontainer dari dua
rute itu, jika tol laut terealisasi, hanya memakan ongkos US$400 dari yang
sekarang US$2.000," katanya.
Pengembangan konektivitas ini,
selain membuat biaya logistik lebih murah, diharapkan juga dapat mendorong
pemerataan ekonomi Indonesia.
Cyrillus menuturkan pembangunan Tol
Laut sebenarnya sudah dimulai, dengan pembangunan yang dilakukan di Belawan,
Sumatera Utara, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Makassar, Sulawesi Selatan, dan
Sorong, Papua.
"Konsep yang jangan dilupakan
juga adalah pembangunan jalur kapal besar dan diteruskan dengan jalur kapal
kecil," ujar dia.
Sumber : Bisnis Indonesia, 08.11.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar