REPUBLIKA.CO.ID,MYANMAR--Presiden Joko Widodo, di
hadapan para timpalannya pada Pertemuan Puncak Asia Timur (EAS),
memaparkan lima pilar utama Poros Maritim Dunia yang akan diwujudkan Indonesia
melalui agenda pembangunan.
"Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia,
kekuatan yang mengarungi dua samudera, sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan
berwibawa. Agenda pembangunan untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia ini memiliki
lima pilar utama" kata Presiden di Nay Pyi Taw, Myanmar, Kamis.
Kelima pilar itu adalah pertama, pembangunan kembali
budaya maritim Indonesia.
"Sebagai negara yang terdiri atas 17 ribu pulau,
bangsa Indonesia harus menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang
identitasnya, kemakmurannya, dan masa depannya, sangat ditentukan oleh bagaimana
kita mengelola samudera," katanya.
Pilar kedua adalah komitmen menjaga dan mengelola sumber
daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan
industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar
utama."Kekayaan maritim kami akan digunakan sebesar-sebesarnya untuk
kepentingan rakyat kami".
Pilar ketiga adalah komitmen mendorong pengembangan
infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan
laut dalam, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim.
Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia
untuk bekerja sama pada bidang kelautan adalah
pilar keempat agenda pembangunan itu.
"Bersama-sama kita harus menghilangkan sumber
konflik di laut, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa
wilayah, perompakan, dan pencemaran laut," ujar dia.
Terakhir adalah sebagai negara yang menjadi titik tumpu
dua samudera, Indonesia berkewajiban membangun kekuatan pertahanan maritim.
"Hal ini diperlukan bukan saja untuk menjaga
kedaulatan dan kekayaan maritim kami, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab
kami dalam menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim," katanya.
Sidang pleno KTT ke-9 EAS dibuka sekitar pukul 09.00
waktu setempat di Myanmar International Convention Center (MICC) dengan
pembacaan sambutan dari tuan rumah Presiden Myanmar U Thein Sein.
Sebelum acara mulai, digelar sesi foto bersama di mana
Presiden Jokowi berdiri diapit PM India Narendra Modi dan PM Jepang Shinzo Abe.
Hadir dalam Sidang Pleno itu adalah 10 kepala
pemerintahan Asia Tenggara yaitu Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun
Sen, Presiden Joko Widodo, PM Laos Thongsing Thammavong, PM Malaysia Najib
Razak, Presiden Myanmar U Thein Sein, Presiden Filipina Benigno Aquino III, PM
Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Prayut Chan O Cha dan PM Vietnam PM
Nguyen Tan Dung.
Hadir pula, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana
Menteri Australia Tony Abbot, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, Perdana
Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, Perdana
Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Perdana Menteri Selandia Baru John Key, dan
Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Sumber : Republika, 13.11.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar