Bisnis.com, MOSKOW -- Otoritas moneter Rusia tampaknya
memahami masa sulit yang akan dihadapi negeri itu.
Bank
Sentral Rusia (Bank of Russia/BOR) memangkas proyeksi
pertumbuhan nasionalnya hingga menjadi 0% pada 2015 dengan asumsi sanksi
ekonomi dari Eropa dan AS tetap berlaku dan rerata harga minyak berada di level
US$95
per barel.
Deputi
Gubernur BOR Ksenia Yudaeva menyatakan dewan gubernur
juga sepakat melonggarkan target inflasi jangka menengah 4% yang sebelumnya
mampu dicapai pada 2016 menjadi mundur setahun.
Dia menjabarkan jika dewan gubernur juga telah
menyepakati revisi rencana kebijakan moneter 2015-2017.
Dalam revisi tersebut, tambahnya, tertuang skenario dasar
yang memperkirakan jika sanksi akibat krisis Ukraina akan bertahan hingga akhir
2017.
"Bank Sentral akan mempertahankan kebijakan moneter
ketat hanya jika ada risiko peningkatan inflasi yang signifikan seiring dengan
tren ekonomi dan politik eksternal," ungkap Ksenia, Senin (10/11/2014).
Dia menuturkan keputusan meningkatkan suku bunga acuan
pada tahun ini untuk membantu menahan depresiasi rubel terhadap dolar AS yang
akan jauh lebih buruk, lebih dari 10%, jika tidak ada langkah tersebut.
Sumber : Bisnis Indonesia, 10.11.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar