Bisnis.com,
JAKARTA - Pemerintah mempertimbangkan untuk kembali aktif dalam organisasi
negara pengekspor minyak atau the Organization of Petroleum Producing and
Exporting Countries (OPEC), kendati Indonesia telah menjadi negara
pengimpor minyak.
Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mempertimbangkan untuk kembali aktif di OPEC. Untuk
tahap awal, Indonesia akan menjadi peninjau (observer).
Ke depan dia
mengarahkan untuk menjadi anggota. "Masuk sebagai peninjau dulu, supaya
kita berinteraksi dengan pasar," katanya dalam konferensi pers, Kamis
(7/5/2015).
Dia
menjelaskan tidak masalah meskipun saat ini jumlah ekspor minyak Indonesia
terbilang sedikit. Menurutnya, Indonesia masih memegang peranan penting
meskipun menjadi negara importir neto minyak.
"Kita
menjadi salah satu pembeli terbesar," tambahnya.
Dengan
menjadi peninjau, jelasnya, Indonesia akan berinteraksi dengan negara eksportir
minyak. Alhasil, Indonesia akan mengetahui arah pasar minyak mentah.
Dia
mengemukakan bagi negara importir minyak, semakin dekat dengan penjual minyak
maka akan semakin baik. Selain itu, kedekatan dengan penjual juga akan menutup
celah bagi pemburu rente.
Lebih jauh,
Sudirman menambahkan saat ini sebagian besar impor minyak Indonesia dibeli dari
pasar spot. Dia mengharapkan agar 70% pembelian minyak oleh PT
Pertamina (Persero) berupa kontrak jangka panjang, sementara sisanya 30% dibeli
spot.
Seperti
diketahui, Indonesia telah menjadi anggota OPEC sejak 1962,
kemudian mengumumkan keluar pada Mei 2008 ketika Kementerian ESDM
dipimpin Purnomo Yusgiantoro.
Purnomo
beralasan Indonesia keluar karena telah menjadi negara pengimpor minyak seiring
dengan turunnya produksi minyak nasional. Keanggotaan Indonesia di OPEC
nonaktif per Januari 2009.
Selain
mempertimbangkan untuk kembali aktif di OPEC, Sudirman akan melawat ke negara-negara
pengekspor minyak seperti Iran, Irak, Kuwait, Rusia, dan Azerbaijan. Pihaknya
bahkan telah bertemu dengan Presiden Iran yang meminta adanya kerja sama komite
Indonesia-Iran.
"Apalagi
Iran mau dibuka embargonya," tambahnya.
Sumber :
Bisnis Indonesia, 08.05.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar