Teheran
- Iran
sedang merundingkan rencana untuk membuka kembali rute penerbangan langsung ke Amerika
Serikat, yang terhenti sejak meletusnya Revolusi Islam pada 1979
ketika kekuasaan monarki dukungan Barat di negara itu runtuh.
"Organisasi
Penerbangan Sipil Iran sedang melakukan pembicaraan tentang penerbangan
langsung antara Iran dan AS," tulis kantor berita pemerintah IRNA,
Minggu (31/1), mengutip kepala penerbangan Iran Farhad Parvaresh.
"Penerbangan
setiap hari ke New York terjadi sebelum Revolusi Islam, dan diharapkan
penerbangan itu dibuka lagi dalam waktu dekat ini."
500 Pesawat Baru
Iran
akan membutuhkan ratusan pesawat baru dalam ambisinya untuk kembali bergabung
dengan jaringan penerbangan global.
Sanksi
internasional selama bertahun-tahun telah membuat para maskapai Iran bertahan
hanya dengan pesawat-pesawat tua dan tidak aman digunakan. Setelah semua sanksi
itu dicabut, Iran berencana melakukan pembelian besar-besaran di Boeing dan
Airbus, kata Menteri Transportasi Iran Abbas Akhondi.
"Kami
kira kami butuh sekitar 100 pesawat jarak pendek untuk penerbangan domestik,
sedangkan untuk penerbangan internasional kami butuh sekitar 400 pesawat yang
bisa menempuh jarak jauh dan menengah," kata Akhondi seperti dikutip CNN.
"Dalam
lima sampai tujuh tahun lagi, Iran akan bersaing dengan semua maskapai besar
regional."
Airbus
dan Iran disebut telah meraih kesepakatan awal untuk pembelian 114 pesawat.
Namun seorang juru bicara Airbus enggan mengkonfirmasi kabar tersebut.
"Kami
tidak berkomentar atas semua pembicaraan kami dengan pelanggan atau calon
pelanggan baru."
Presiden
Hassan Rouhani
berada di Eropa pekan ini, dan kesepakatan dengan Airbus bisa dikonfirmasi
dalam kunjungannya ke Paris, hari Kamis nanti.
Maskapai
Inggris, British Airways (BA), berpeluang menjadi salah satu maskapai
negara-negara Barat pertama yang kembali terbang ke Iran.
"Kami
sangat tertarik terbang ke Teheran dan berharap (rute) ini akan menjadi bagian
dari jaringan BA dalam waktu dekat," kata Willie Walsh, chief executive
officer (CEO) IAG yang merupakan perusahaan induk BA.
Sumber
: BeritaSatu, 01.02.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar