Bisnis.com,
JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia mengincar pembiayaan proyek
infrastruktur pendukung ekspor minimal Rp10 triliun sepanjang 2016.
Basuki
Setyadjid, Direktur Pelaksana Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia
Eximbank),
menuturkan di 2016 pihaknya menargetkan pertumbuhan pembiayaan 25%-35% secara
keseluruhan.
"Rencana
kami untuk infrastruktur pendukung ekspor sekitar Rp10 triliun," kata
Basuki, di Jakarta, Minggu (21/2/2016).
Di
tahun 2015, Indonesia Eximbank telah memberikan pembiayaan untuk proyek
infrastruktur sebesar Rp13,6 trilliun atau 18,14% dari
total pembiayaan.
Sementara
di 2016, tahap awal perusahaan juga telah menyepakati pembiayaan modal kerja
bagi PT
Adhi Karya (Persero), Tbk., sebesar Rp1 triliun.
Modal
kerja ini dapat digunakan Adhi untuk pembiayaan proyek- proyek konstruksi dan
infrastruktur di dalam maupun luar negeri yang mendukung aktivitas ekspor
nasional.
Selain
mengincar infrastruktur pendukung ekspor, Ngalim Sawega, Ketua Dewan Direktur
Indonesia Eximbank mengatakan pihaknya juga akan memberikan dukungan
untuk sektor Usaha Kecil Menengah (UKM).
"
prosedur pembiayaan yang lebih cepat namun tetap menerapkan prinsip
kehati-hatian. Juga akan memberikan dukungan dengan suku bunga yang lebih
kompetitif," katanya.
Untuk
perluasan dukungan pembiayaan ekspor ini LPEI juga akan menambah jaringan
kantor hampir dua kali lipat dari yang dimiliki saat ini.
"Kami
akan membuka 4 jaringan kantor tahun depan, sehingga total seluruhnya menjadi 9
jaringan kantor di 2016 untuk memperluas jangkauan dan cakupan potensi bisnis
Pembiayaan, Penjaminan dan Asuransi. Saat ini kami sudah memiliki jaringan
kantor di Surabaya, Medan, Makassar, Solo dan Balikpapan," katanya.
Selain
sisi komersial, Indonesia Eximbank juga menerima penugasan khusus dari
pemerintah. Dalam Keputusan Menteri Keuangan No.1156/KMK.08/2015, LPEI
diberikan mandat menyalurkan fasilitas kepada badan usaha yang memproduksi
gerbong penumpang kereta api dengan negara tujuan Bangladesh.
Alokasi
dana untuk proyek tersebut sebesar Rp300 miliar dengan jangka waktu penugasan
sampai dengan 31 Desember 2016.
Indonesia
Eximbank juga ditugaskan memberikan dukungan fasilitas pembiayaan untuk badan
usaha di industri pengolahan komoditas olahan ikan, alas kaki, tekstil dan
produk tekstil, serta furnitur.
Pemilihan
empat komoditas tersebut didasarkan pada kelompok industri padat karya yang
tengah mengalami perlambatan ekspor. Kendala lain penurunan produksi akibat
kenaikan harga bahan baku sebagai imbas pelemahan kurs.
"
Setiap pelaku ekspor paling banyak menerima fasilitas sebesar Rp50 miliar.
Alokasi dana sebesar Rp700 miliar dan jangka waktu penugasan sampai dengan 31
Desember 2016," jelasnya.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 23.02.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar