JAKARTA.
Proyek infrastruktur yang bergulir di Pulau Sumatera mendatangkan angin segar
bagi produsen semen PT Semen Baturaja Tbk. Perusahaan pelat merah ini mulai meraup
pesanan semen untuk proyek sarana transportasi serta proyek sarana olahraga
Asia Games 2018.
Hanya
saja, realisasi permintaan semen untuk proyek jalan tol Trans Sumatera untuk
emiten berkode saham SMBR ini belum tercatat saat ini. Diproyeksi permintaan
semen untuk jalan tol baru terealisasi semester II-2016.
"Sekarang
kami baru memasok semen untuk proyek light rapid transit (LRT) Palembang,"
kata Zulfikri
Subli, Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja Tbk kepada KONTAN, Rabu
(3/2).
Selain
memasok beton untuk sarana transportasi, Semen Baturaja telah memasok beberapa
proyek infrastruktur untuk Asia Games. Selain itu, Semen Baturaja akan memasok
semen untuk proyek Jembatan Ampera, maskot Kota Palembang.
Untuk mengansipasi lonjalan permintaan semen,
manajemen Semen Baturaja menargetkan memproduksi 1,75 juta ton semen tahun ini.
Sayang, Zulfikri belum bisa menghitung potensi penjualan dari masing-masing
proyek. Selain itu, Semen Baturaja mempercayakan penjualan semen ke
distributor.
Di
atas kertas, pabrik Semen Baturaja memiliki kapasitas produksi terpasangnya hingga 2 juta ton per tahun, dengan catatan empat
line produksi bisa jalan semuanya. Namun, dari kapasitas terpasang, manajemen
Semen Baturaja hanya membidik produksi 1,75 ton saja.
Dari
kapasitas produksi yang ada, kapasitas produksi semen paling besar ada di
pabrik yang berlokasi di Baturaja dengan kapasitas 1,3 juta ton per tahun.
Kemudian, pabrik di Palembang dan pabrik di Lampung masing-masing berkapasitas
produksi 350.000 ton per tahun.
Kaji
ekspansi ke Jambi
Untuk
meningkatkan produksi, Semen Baturaja fokus menyelesaikan pembangunan pabrik
Baturaja II. Pembangunan pabrik yang sudah dimulai sejak kuartal II-2015 lalu
ini diperkirakan rampung semester II-2017. Saat pabrik baru beroperasi ada
tambahan kapasitas 1,85 juta ton.
Artinya
total kapasitas produksi Semen Baturaja naik jadi 3,85 juta ton per tahun.
Namun, layaknya pabrik baru, pada tahun pertama beroperasi, produksi pabrik
baru akan berada di bawah kapasitas produksi maksimal.
Untuk
pabrik Baturaja II, Semen Baturaja merogoh investasi Rp 3,32 triliun. Sebagian
dana atau Rp 2,4 triliun berasal dari belanja modal tahun 2016.
Tak
hanya bersiap menambah kapasitas produksi, pabrik semen yang berpusat di
Sumatera Selatan tersebut berniat merambah pasar baru. Zulfikri bilang,
kemungkinan besar pasar yang akan mereka bidik adalah Jambi yang bersebelahan
dengan Sumatera Selatan. "Ada rencana tetapi belum tahun ini,"
terangnya.
Zulfikri
beralasan, tahun ini masih berkonsentrasi penuh untuk memasarkan produk di
Palembang dan Baturaja. Sampai tahun 2017 nanti, konsentrasi Semen Baturaja
memaksimalkan penjualan di dua kota tersebut.
Soal
reputasi, Zulfikri mengklaim berhasil menjadi pemasok semen untuk proyek besar
di Palembang dan Baturaja. Makanya, di tahun 2016 ini, perseroan ini menargetkan bisa mencatatkan
pendapatan Rp 1,7 triliun. Angka ini naik dari target tahun lalu yang hanya Rp
1,4 triliun saja. Adapun proyeksi laba sekitar Rp 408 miliar, naik 20% dari
prognosa 2015 sebesar Rp 340 miliar.
Dalam
hitungan Perusahaan Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Semen Baturaja bisa
membukukan penjualan Rp 1,46 triliun
pada 2015 dengan perolehan laba Rp 443 miliar. Adapun proyeksi 2016 penjualan
Rp 1,64 triliun dengan laba Rp 489 miliar.
Sumber
: Kontan, 04.02.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar