Bisnis.com, MADIUN – Pembangunan
berbagai proyek infrastruktur transportasi jadi angin segar bagi pabrikan
kereta, PT INKA. Permintaan rangkaian kereta dan komponennya dari luar
negeri pun membuat perusahaan plat merah tersebut catatkan laba bersih hingga
tiga digit.
Hal tersebut disampaikan Budi
Noviantoro, Direktur Utama PT INKA, kepada Bisnis saat kunjungan media
ke pabrik INKA, Rabu (07/11/2018). Dalam kesempatan tersebut, Budi mengajak
Bisnis berkeliling pabrik seluas 83 hektar sambil menunjukkan fasilitas serta
berbagai proyek permintaan dalam dan luar negeri.
Pabrik INKA di Madiun memiliki
kapasitas produksi sebanyak dua kereta dalam tiga hari. Jumlah tersebut
meningkat dari satu kereta dalam dua hari, seiring meningkatnya permintaan
produksi.
Budi menjelaskan, saat ini INKA
tengah menggarap proyek peremajaan 438 kereta milik PT Kereta Api Indonesia
(KAI) dengan nilai sekitar Rp5-5,5 miliar per kereta. Hingga
hari ini, Rabu (07/11/2018), Budi menjelaskan peremajaan yang telah rampung
mencapai 200-an kereta.
Selain itu, INKA pun tengah
menggarap kereta sleeper, yakni kereta kelas premium pesanan KAI. Menurutnya
kereta tersebut merupakan proyek baru dari KAI yang mendapat respon baik
sehingga kereta sleeper tersebut kembali dipesan. Kereta dengan 26 kursi
tersebut ditargetkan rampung pada Januari 2019.
Selain kedua proyek tadi, Budi
menjelaskan INKA bertanggung jawab dalam menyelesaikan proyek kereta Light
Rapid Transit (LRT) Jabodebek. Proyek ini menyusul berbagai proyek
infrastrktur lain yang sebelumnya dikerjakan INKA, yakni kereta rel listrik (KRL)
Jabodetabek, KRL bandara di Jakarta dan Palembang, dan proyek
kereta lainnya.
Berbagai proyek tersebut dinilai
mendukung pertumbuhan industri perkeretaapian dalam negeri. Budi menjelaskan,
getolnya pembangunan infrastruktur bahkan membuat INKA meningkatkan target
pendapatan hingga Rp3,7 triliun pada tahun depan. Target tersebut meningkat
dari target tahun ini sebesar Rp3,1 triliun.
Sebagai satu-satunya perusahaan yang
memproduksi kereta di Indonesia, bahkan di Asean, INKA menguasai perkeretaan
mulai dari produksi hingga perawatan. "Semua kereta pasti INKA, kecuali
lokomotif," ujar Budi.
Selain permintaan dalam negeri pun
INKA kini tengah bergeliat memenuhi permintaan luar negeri. Saat ini, INKA
tengah mengerjakan proyek pesanan kereta dari Bangladesh sebanyak 250 kereta.
Proyek senilai Rp1,3 triliun tersebut ditargetkan akan rampung pada Agustus
2020.
Data INKA menunjukkan bahwa INKA
telah menjalin mitra dengan enam negara yakni Bangladesh, Malaysia, Thailand,
Filipina, Singapura, Australia. Budi pun menjelaskan masih terdapat delapan
negara yang potensial untuk menjadi pelanggan INKA, satu negara yang tengah
melakukan negosiasi, dan satu negara lain yang mengunjungi pabrik INKA pada
hari ini, Rabu (07/11/2018).
Salah satu negara yang menjadi
sorotan Budi adalah Filipina. Negara ini hendak membeli lokomotif dan kereta
barang untuk mengangkut peti kemas. Budi menjelaskan, INKA memilih langkah
sharing profit dalam memenuhi pesanan kereta barang, lain halnya dengan kereta
penumpang yang akan dijual secara langsung, atau 'jual putus' ujar Doni.
"Aku bilang nanti dulu. Dia
bilang kira-kira harganya Rp350 miliar total. Kalau saya untung 10%, saya hanya
untung Rp35 miliar, sekali doang kan? Jual putus namanya," ujar Doni.
Langkah yang diambil INKA pun yakni
dengan memberikan kereta barang, kemudian keuntungan dari pengoperasian kereta
tersebut dibagi antara Filipina dan Indonesia. Dengan cara tersebut, Doni
menilai keuntungan yang diraih INKA akan lebih besar karena tidak hanya
bersifat sekali, melainkan seperti investasi.
Cara yang sama pun akan diterapkan
pada Senegal yang hendak membeli kereta barang untuk angkutan dari pelabuhan di
Dakkar ke Mali. Jarak sepanjang 1.223 km tersebut dinilai akan lebih efisien
jika ditempuh dengan kereta. INKA melihat peluang besar di sana.
Menurut Doni, langkah tersebut
diambil untuk terus meningkatkan INKA sebagai ujung tombak industri perkeretaan
Indonesia. Dengan keuntungan yang meningkat, INKA dapat terus mengembangkan
unit manufaktur lainnya seperti komponen kereta, yang saat ini tengah
berkembang.
Sumber : Bisnis, 08.11.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar