Bisnis.com, JAKARTA – Maspion
Group optimis Kawasan Industri Sidoarjo (KIS) di Jabon,
Jawa Timur beroperasi pada 2019. Alim Markus, Presiden Direktur Maspion Group
menuturkan pihaknya menargetkan kawasan industri baru ini mencapai 5.000
hektare.
Pengembangan dilakukan secara
bertahap. "Tahun depan [2019 KIS] mulai beroperasi. Investasinya
bertahap," kata Alim di Jakarta, Rabu (28/11/2018). Dia menambahkan saat
ini pihaknya tengah memulai tahapan pembangunan dasar. Selain itu juga
dilakukan pembebasan tanah. Diharapkan kawasan ini mulai dapat diisi pada 2019
mendatang.
Alim menyatakan pihaknya optimis
permintaan kawasan industri Maspion Group ini akan tinggi. Salah satu peluang
investasi adalah dengan mengajak para pengusaha dari China memindahkan
investasinya ke Indonesia.
"Perang dagang sudah mulai,
Indonesia harus ambil kesempatan dengan mengaja pengusaha China investasi di
Indonesia," katanya.
Alim menuturkan peluang terbesar
pengusaha yang mampu memindahkan bisnisnya ke Indonesia adalah pengusaha China
yang selama ini mengekspor produksinya ke Amerika Serikat. "Tarik ke indonesia, bikin produk di
indonesia dan ekspor ke Amerika," katanya.
Menurut Alim, pihaknya juga
menjalankan kawasan industri eksisting yakni Kawasan Industri Maspion di
Gresik. Hingga November ini pihaknya telah mampu mengisi kawasan
tersebut hingga 400 hektare. "Kami masih tersedia 800 hektare lagi,"
katanya.
Dia menyebutkan kawasan industri di
timur pulau Jawa ini memiliki kemudahan akses dan terintegrasi dengan
pelabuhan. Dengan kondisi ini pihaknya optimis Jawa Timur menjadi tempat
investasi yang cocok bagi dunia usaha yang ingin merelokasi bisnisnya.
Dalam keaempatan terpisah, Ketua
Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar menuturkan
tantangan
terbesar penjualan lahan industrri paxa 2019 adalah keyakinan akan stabilitas
keamanan.
Jelang pemilihan umum (Pemilu) 2019
yang akan menentukan presiden maupun anggota legislatif terpilih, maka
pengusaha lebih cendrung untuk menunggu pemenang. "Kondisi saat ini yang
telah memasuki masa kampanye membuat investor berhati-hati sebelum memasukan
investasinya," katanya.
Sumber : Bisnis, 28.11.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar