Jakarta,
CNN Indonesia -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan memimpin
pertemuan darurat pada Senin (21/12) seiring semakin banyaknya negara yang memblokir penerbangan karena mutasi jenis baru virus corona di sana.
Seorang
juru bicara mengatakan Boris mengadakan pertemuan komite kedaruratan Ruang Pengarahan Kantor Kabinet (COBR) di London untuk
"membahas situasi mengenai perjalanan internasional, khususnya arus
pengangkutan yang stabil ke dan keluar dari Inggris.
Dilansir
AFP, lebih dari selusin negara Eropa telah melarang penerbangan dan turis
dari Inggris.
Otoritas kesehatan Hong Kong juga mengatakan
pihaknya juga akan melarang rute penerbangan Inggris mulai Selasa. Sementara
Belanda mengatakan penumpang yang tiba dari Inggris menggunakan kapal feri akan
ditolak masuk.
"Di
seluruh Eropa, di mana penularan intens dan meluas, negara-negara perlu
menggandakan pendekatan pengendalian dan pencegahan mereka," kata seorang
juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada AFP.
Sebuah
sumber dari pemerintah Jerman mengatakan pembatasan perjalanan udara dari
Inggris dapat diadopsi oleh seluruh 27 anggota Uni Eropa dan UE juga membahas
tanggapan bersama atas pembatasan perjalanan jalur laut, jalan raya, dan kereta
api.
Kantor kepresidenan Prancis mengatakan Presiden Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan kepala UE
Ursula von der Leyen dan Charles Michel mengadakan
konferensi virtual pada Minggu tentang masalah tersebut.
Kemudian
pada Minggu malam, Amerika Serikat juga melarang penerbangan
dari Inggris. Kanada, Chile, dan Argentina turut melakukan hal serupa.
Sementara
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan dirinya
yakin bahwa aturan karantina 14 hari cukup untuk menangani ancaman tersebut.
Kanada dan India turut melarang penerbangan dari Inggris.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan
meskipun ada kekhawatiran tentang strain virus corona baru tersebut, para ahli
UE yakin bahwa itu tidak akan berdampak pada efektivitas vaksin yang sudah ada.
Sementara
itu, Boris mengatakan penularan jenis baru Covid-19 telah memaksanya
me-lockdown sebagian besar wilayah Inggris selama periode Natal.
"Sayangnya
strain baru itu di luar kendali. Kami harus mengendalikannya," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock kepada Sky News.
Sebelumnya
penasihat kesehatan Pemerintah Inggris menyebut varian mutasi baru virus
penyebab Covid-19 yang menyebar di negara itu memiliki tingkat penularan yang
lebih tinggi.
Simpulan
itu berdasarkan data permodelan awal dan tingkat insiden yang melonjak drastis
di selatan Inggris.
"Kami
telah memperingatkan Organisasi Kesehatan Dunia dan terus menganalisis data
yang tersedia untuk meningkatkan pemahaman kami," tutur kepala petugas
medis Inggris, Chris Whitty, melalui sebuah pernyataan dikutip dari Associated Press.
Meski
begitu menurut Whitty, hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan varian
mutasi baru tersebut lebih mematikan ataupun dapat mempengaruhi vaksin dan
perawatan.
Boris
sebelumnya mengumumkan data awal menunjukkan virus yang beredar di London dan
tenggara Inggris tersebut lebih mudah menular hingga 70 persen.
Varian
baru virus corona pertama kali diumumkan Menteri kesehatan Inggris awal pekan
ini. Saat itu, ia menyebut mutasi baru ini diyakini terkait dengan lonjakan
cepat kasus Covid-19 di Inggris selatan dan tenggara.
Sumber : CNN Indonesia, 21.12.2020.
BalasHapusbanyak game yang menarik di IONQQ
ayo segera daftarkan diri anda :D
WA : +855 1537 3217