KONTAN.CO.ID
- JAKARTA. Keputusan Gojek untuk berinvestasi di bank
berbasis teknologi, Bank Jago, menuai dukungan positif.
Ekonom dan Peneliti Senior Institute for
Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani dalam hal ini
menilai sinergi keduanya akan menguntungkan konsumen ke depannya.
“Bagi
konsumen, [kolaborasi] ini bermanfaat. Gojek sudah memiliki ekosistem yang
bagus. Mereka punya database merchant yang terkoordinir baik, yang dapat
menjadikannya acuan untuk memudahkan pengucuran kredit,” ujarnya dalam
keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Jumat (22/12).
Ia
menegaskan acuan pemberian bunga bank itu sejatinya karena mempertimbangkan
faktor risiko. Karena database yang bagus dari Gojek ini, maka dia melihat hal
itu akan sangat membantu dalam membaca faktor risiko tersebut. Jadi, sistem
Gojek secara tidak langsung melakukan pemeringkatan kredit bagi nasabah.
“Nasabah
dalam hal ini bisa memperoleh dana lebih mudah dengan suku bunga yang lebih
rendah, karena cashflow mereka dapat terbaca di sistem Gojek,” sebutnya.
Lebih
lanjut, Aviliani melihat bahwa Bank Jago sangat
diuntungkan dalam kerja sama ini. Bank Jago dalam hal ini tidak perlu kesulitan
mencari nasabah, baik konsumen maupun pengusaha atau UMKM, karena dapat
mengandalkan database dari Gojek mengingat database Gojek mencakup perorangan
maupun merchant yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur kemampuan
finansialnya.
Kemitraan
Gojek dan Bang Jago memang akan berujung pada layanan perbankan digital bagi
UMKM dan berbagai lapisan masyarakat Indonesia, yakni layanan perbankan digital
melalui platform Gojek. Jutaan pelanggan Gojek nantinya dapat membuka rekening
Bank Jago dan mengelola keuangan lebih mudah lewat aplikasi.
Selain
itu, kolaborasi ini memungkinkan kegiatan transaksi nasabah tetap dilakukan
meskipun tanpa kehadiran fisik bank tersebut karena adanya sistem elektronik
yang memfasilitasinya. Alhasil bank digital akan menghadirkan pengalaman
layanan keuangan yang lebih mudah dan nyaman. Gojek dalam hal ini dilihat dia
telah memiliki kesiapan infrastruktur sistem dan ekosistem digital yang bisa
dimanfaatkan oleh Bank Jago.
“Konsumen
itu makin lama makin malas. Jadi maunya punya bank di situ dan dapat
bertransaksi langsung di situ. Selain itu, orang kini semakin enggan mengobral
data. Kolaborasi ini memudahkan nasabah memperoleh akses kredit dan sebaliknya,
bank juga mudah dalam mencari nasabah,” tukasnya.
Namun
demikian Aviliani mengingatkan agar masing-masing perusahaan tetap
memprioritaskan keamanan data pribadi konsumennya. Meskipun legal digunakan,
dia menghimbau agar kerahasiaan data pribadi konsumen harus tetap dijaga.
Sumber : Kontan, 22.12.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar