JAKARTA: Produsen di Indonesia sepakat memperpanjang
penghentian ekspor sampai akhir 2011 untuk mendongkrak harga komoditas itu.
Eugen Weinberg, Kepala Riset Komoditas Commerzbank AG
menuturkan penghentian ekspor ini bisa memberikan reli panjang terhadap harga.
Menurut dia, larangan ekspor diperkirakan dapat memperketat pasar timah global
lebih lanjut dalam jangka menengah.
“Kami kira sebagian besar penambang akan menerapkan
larangan karena kontrol pemerintah yang ketat," ujar Weinberg seperti
dikutip Bloomberg, hari ini.
Direktur PT Bangka Belitung Timah Sejahtera Johan Murod
mengatakan sebanyak lima belas perusahaan timah menyepakati keputusan pada
pertemuan di Pangkal Pinang, Bangka Belitung kemarin malam.
Wakil Ketua Asosiasi Industri Timah Indonesia Rudy Irawan
menambahkan para produsen akan mengadakan pertemuan yang lebih besar dan
melibatkan seluruh perusahaan tambang timah pada 2 November 2011.
Menurut dia, produsen juga akan meminta perusahaan lain
termasuk PT Timah -- produsen dan pengekspor terbesar, dan PT Koba Tin, unit
Malaysia untuk menyetujui perpanjangan larangan ekspor pada pertemuan 2 November
di Bangka.
Gayung pun bersambut, Sekretaris Korporasi PT Timah Abrun
Abubakar mengatakan perusahaan membatalkan rencana ekspor lanjutan, menunggu
harga rebound.
Menurut dia, perusahaan telah berbicara dengan pembeli,
termasuk Mitsubishi Corp dan LG International Corp untuk menegosiasikan harga.
Seperti diketahui, produsen timah telah menghentikan
ekspor sejak 1 Oktober lalu, setelah harga timah merosot hingga 17% pada
September, akibat lemahnya ekonomi global.
Produsen menyebutkan pengiriman tidak akan berlanjut
sampai harga rebound ke level US$25.000 per ton, dari pelemahan harga di
US$22.100.
Harga timah pengiriman 3 bulan di Bursa Logam London
merosot 0,5% menjadi US$22.000 per ton. Harga logam yang digunakan sebagai
solder dalam elektronik ini telah menurun 18% tahun ini. (arh)
Sumber : Bisnis Indonesia, 31.10.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar