JAKARTA: Bank Dunia menyoroti kesenjangan pembangunan
infrastruktur di kawasan Asean sebagai faktor penghambat pertumbuhan ekonomi.
Sri Mulyani Indrawati, Managing Direktor Bank Dunia,
menilai banyak negara Asean yang pembangunan infrastrukturnya sangat
ketinggalan. Hal ini perlu menjadi penghalang permintaan dan konektivitas yang
dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan.
"Di Indonesia, misalnya, ada infrastruktur gap,
terutama pembangunan jalan. Ini hambatan terbesar untuk mendorong investasi
swasta," ujarnya dalam acara The 8th Asean Finance Ministers Investor
Seminar hari ini.
Selain itu, pembangunan infrastruktur urban, seperti
bandara dan pelabuhan juga penting untuk membuat konektivitas antardaerah
menjadi lebih efektif. Jika tidak, lanjutnya, ini hanya akan menjadi penghambat
investasi dan pertumbuhan.
Dalam upaya mengurangi kesenjangan pembangunan
infrastruktur ini, dibutuhkan investasi, terutama di bidang infrastruktur
teknologi komunikasi dan informasi (ICT), transportasi, bandara dan pelabuhan,
serta inovasi untuk meningkatkan nilai produk industri manufaktur.
"Hal yang terpenting dalam hal ini tentu investasi
untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas infrastruktur antardaerah. Ini
tidak hanya mendukung industri manufaktur, tapi juga memfasilitasi upaya
diversifikasi," katanya.
Menurut mantan Menteri Keuangan ini, urusan infrastruktur
logistik yang memadai dan terkoneksi dengan efektif sangat penting untuk mendukung upaya
diversifikasi pasar ekspor dan meningkatkan nilai tambah dengan servis yang
memadai. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 08.11.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar