JAKARTA: Perusahaan pelayaran nasional yang tergabung
dalam INSA meminta BP Migas segera mewujudkan komitmennya mengenai program asas
cabotage lepas pantai.
Komitmen yang diharapkan dari BP Migas tersebut
diantaranya membuat standar kontraktor kontrak kerjasama (K3S) yang sampai saat
ini dinilai belum seragam.
Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association
(INSA) Carmelita Hartoto mengatakan BP Migas dan perusahaan pelayaran nasional
harus saling mendukung dalam mengusung program pemerintah di sektor lepas
pantai. Kendala armada yang selama ini dikhawatirkan bisa diatasi dengan
memberikan kontrak jangka panjang atau
long term contract.
"Kerjasama yang baik dengan BP Migas merupakan upaya
mendorong terwujudnya program asas cabotage offshore (lepas pantai) yang akan
dimulai pada 2015. Kita juga harus memiliki standar tender K3S, karena sekarang
tidak seragam dan mereka bisa memberikan long term contract, sehingga
perusahaan pelayaran nasional dapat leluasa menyiapkan kapal yang
dibutuhkan," kata Carmelita di Jakarta, Kamis.
Dia menyatakan investasi pengadaan kapal offshore memang
cukup mahal, seperti jenis FSO, EPSO dan AHTS. "Kami sudah bertemu dengan
BP Migas, mereka menjelaskaan programnya dan kami nilai cukup terbuka,"
kata dia.
Menurutnya, saat pembicaraan dengan BP Migas, juga
disepakati soal kerjasama kontrak jangka panjang. "Kami berharap bisa
berjalan seperti yang kami harapkan," kata dia.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Perhubungan Leon Muhamad sebelumnya mengatakan asas cabotage offshore diundur
hingga 2015 mendatang karena minimnya ketersediaaan kapal. Hinggga kini belum
ada kapal-kapal offshore jenis rig, kapal seismik, kapal survei, kapal AHTS yang ukurannya di atas 6.000 horse
power dimiliki pelayaran nasional.
Kapal jenis itu, lanjutnya, masih dikuasai asing karena
harganya cukup mahal. "Yang punya kapal itu memang asing kita belum
ada," jelasnya. Namun dia mengakui untuk kapal pendukungnya sudah cukup
banyak, dan banyak dimiliki perusahaan pelayaran nasional.
Carmelita menjelaskan hingga saat ini operator kapal
nasional tetap antusias menyukseskan program nasional asas cabotage di sektor
off shore. "Kami dukung dan tetap optimis," katanya. (Bsi)
Sumber : Bisnis Indonesia, 03.11.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar