REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Praktik suap di Indonesia
sepertinya sudah semakin memprihatinkan. Dalam Bribe Payer Index (BPI) atau
indeks pembayaran suap pada 2011 yang dilakukan Transparency International,
Indonesia menempati empat negara yang melakukan tindak suap terbanyak di dunia.
"Indonesia pada 2011 memiliki BPI sebesar 7,1 (dari
rata-rata 7,8). Indeks ini menempatkan Indonesia pada peringkat 25 dari 28
negara," kata Frenky Simanjuntak, Kepala Departement Economic Government
Transparency International Indonesia (TII) dalam jumpa pers di kantor TII,
Kamis (3/11).
Frenky menjelaskan indeks dengan nilai kecil menunjukkan
negara tersebut selalu melakukan suap dan sebaliknya nilai tinggi menunjukkan
negara dengan tidak pernah melakukan suap. Pada BPI 2011 ini, Indonesia
memiliki indeks sebesar 7,1. Posisi ini masih lebih baik dari Meksiko dengan
nilai 7,0, lalu Cina dengan 6,5 dan Rusia menempati posisi paling bawah dengan
indeks 6,1.
Survei ini dilakukan terhadap 3.016 responden yang
berasal dari kelompok bisnis yang tersebar di 30 negara di seluruh dunia.
Responden akan ditanyakan bagaimana frekuensi atau kecenderungan dalam
melakukan praktik suap di 28 negara yang dilakukan survei.
Hasil survei tersebut, lanjutnya, mengindikasikan praktik
suap di Indonesia relatif berpotensi biaya yang tinggi akibat seringnya
pengusaha melakukan suap. Hal ini diperparah dengan lemahnya UU tindak pidana
korupsi di Indonesia.
Sumber : Republika, 03.11.11 (maaf, sejak 03/11 hingga
06/11 menunggui malaikat kecil yang terkulai layu karena DB alias Dema
Berdarah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar