JAKARTA: Produksi mobil pada
Januari–Oktober 2011 melonjak 20,33% dibandingkan dengan produksi pada periode
yang sama 2010 dari 576.647 unit menjadi 693.910 unit.
Lonjakan tersebut tak lepas
dari permintaan mobil di pasar dalam negeri yang terus bertumbuh terutama untuk
kendaraan penumpang dan komersial serta sebagai antisipasi dampak banjir
Thailand yang dapat menurunkan stok mobil di dalam negeri.
Gabungan Industri Kendaraan
Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat produksi kendaraan komersial seperti
pikap dan truk pada 10 bulan pertama 2011 bahkan telah melampaui produksi
sepanjang 2010.
Jika pada 2010 total
produksi pikap dan truk mencapai 201.878 unit, pada Januari – Oktober 2011
telah menembus 218.393 unit, atau 8,18% lebih besar.
Adapun, rerata produksi
bulanan untuk pikap dan truk pada tahun ini lebih baik dibandingkan dengan
rerata produksi pada 2010 dari 16.823 unit menjadi 21.839 unit. Karena itu,
produksi pikap dan truk hingga akhir 2011 diyakini bisa tembus rekor baru
dengan proyeksi pencapaian 270.000 – 280.000 unit.
Pada segmen kendaraan
penumpang dengan sistem kendali roda (wheel drive) 4x2, baik di kelas MPV
maupun SUV terjadi peningkatan produksi 14,18% dari 390.461 unit menjadi
445.819 unit pada periode tersebut. Sebagian besar produksi terutama
dialokasikan untuk kendaraan bermesin 1.500 – 2.500 cc.
Untuk kategori mobil dengan
kendali roda 4x4, bermesin 1.500 – 3.000 cc, produksi pada periode tersebut
bahkan telah melampaui realisasi pada tahun lalu dari 15.191 unit menjadi
22.948 unit. Produksi pada kategori ini juga berpotensi menembus rekor baru.
Chief External Affairs PT
Toyota Motor Manufacturing Indonesia Irwan Priyantoko mengatakan peningkatan
konsumsi mobil pada tahun ini ikut mendorong Toyota meningkatkan produksi mobil
terutama Toyota Innova dan Fortuner.
Hingga Oktober tahun ini,
ungkapnya, produksi mobil Toyota mencapai 98.000 unit dengan rerata 9.800 unit
per bulan. Sepanjang tahun lalu, TMMIN mengantongi produksi 107.000 unit atau
rerata 8.917 unit per bulan. Artinya terjadi peningkatan produksi bulanan
9,9%.
“Kami masih berharap
produksi Toyota hingga akhir tahun masih berlangsung normal. Dampak banjir
Thailand yang tak segera ditanggulangi bisa saja menghambat produksi TMMIN
karena beberapa komponen pendukung masih diimpor dari negara itu,” katanya
kepada Bisnis hari ini. (Bsi)
Sumber : Bisnis Indonesia,
24.11.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar