Jakarta - PT KAI akan menarik gerbong KRL Ekonomi lawas
karena dinilai sudah tak layak beroperasi. Penetapan tarif tunggal seperti
Commuter Line menimbulkan gejolak. Ada 2 solusi yang ditawarkan Masyarakat
Transportasi Indonesia (MTI). Apa saja?
"Ada 2 alternatif. Menurut PT KAI kan ada yang
dinaikkan harganya, tetapi ada yang diturunkan, jadi sistemnya single tarif.
Ketemu di tengah Rp 6 ribu-Rp 7 ribu," kata ketua bidang advokasi
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas.
Hal itu disampaikan dia usai roundtable discussion
reformasi kereta api perkotaan bertema 'Menuju Peran sebagai Tulang Punggung
Mobilitas dan Aksesibilitas Masyarakat Perkotaan' di Hotel Ibis Tamarin, Jalan
KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2013).
"Kedua, tetap seperti sekarang tarifnya tapi subsidi
tepat orang. Subsidinya digunakan untuk pengguna KRL ekonomi. Identifikasinya
harus dimulai dari sekarang sebelum kebijakan itu diterapkan," imbuh dia.
Masalah tarif ini harus dipikirkan betul karena tak semua
bisa menutupi biaya transportasi bila KRL tetap Rp 8 ribu - Rp 9 ribu.
"Misal guru-guru yang gajinya Rp 1,2 juta, kalau
harus membayar tiket Rp 9 ribu dari Bogor, PP Rp 18 ribu. Belum dengan
transportasi sambungannya, tentu mereka tidak akan bisa hidup," kata
Darmaningtyas memberikan contoh.
Belum lagi, kemungkinan masyarakat bisa beralih ke
kendaraan pribadi kembali. Contohnya saja, saat tiket KRL Commuter Line naik
dari Rp 7 ribu - Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu. Efeknya, banyak yang jadi beralih
ke KRL Ekonomi sehingga KRL menjadi semakin padat.
"Penumpang ekonomi membludak dari pagi sampai sore.
Artinya banyak orang yang turun tangga. Artinya banyak yang tadinya naik AC
menjadi nonAC. Bukan hanya itu, masyarakat akan melakukan perlawanan,"
jelas dia.
PSO Dipangkas DPR
Public Service Obligation (PSO) alias subsidi kereta
ekonomi tahun 2013 ini dipangkas oleh DPR. Kemenkeu yang mengajukan Rp 804
miliar bagi PSO PT KAI hanya disetujui DPR Rp 704 miliar. Nilai PSO 2013 ini
lebih kecil dari PSO tahun 2012 yang sebesar Rp 770 miliar.
Namun menurut Darmaningtyas, pemangkasan PSO itu tak akan
membuat PT KAI merugi.
"Ternyata dalam PSO itu termasuk 10 persen
keuntungan PT KAI. Jadi dengan mengoperasikn KRL ekonomi, PT KAI tidak akan
rugi karena dalam PSO itu sudah ada item keuntungan 10 persen," jelas Darmaningtyas.
Sumber : detikFinance, 27.03.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar