Bisnis.com, JAKARTA—Pemegang merek Hyundai ingin
prinsipal pusat memperdalam investasi di Indonesia. Tambahan kapital ini bisa
dilakukan secara bertahap menuju lokalisasi produksi secara utuh.
Wakil Presiden Komisaris PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI)
Jongkie D. Sugiarto berharap prinsipal bisa meningkatkan level kegiatan
produksi di Tanah Air. “Bisa dimulai dari perakitan terurai, lalu meningkatkan
komponen lokal, akhirnya fullmanufaktur,” katanya kepada Bisnis, Selasa
(17/6/2014).
HMI sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM) menilai
pasar otomotif Negeri Garuda potensial. Berangkat dari perluasan pasar
domestik, selanjutnya Hyundai bisa memposisikan Indonesia sebagai basis
produksi untuk ekspor.
Kesediaan prinsipal otomotif untuk menambah investasi di
suatu negara terkait dengan skala keekonomian produk yang akan dipasarkan.
Pertimbangan yang sama juga dipakai prinsipal Hyundai di Korea Selatan.
“Skala keekonomian itu tergantung taraf produksi. Sekarang
ini kami sudah bisa merakit 5.000 hingga 10.000 kendaraan per tahun,” ucap
Jongkie.
Kapasitas produksi pabrik perakitan kendaraan terurai
(complete knocked down / CKD) di Indonesia sekitar 25.000 unit per tahun.
Jumlah ini dengan asumsi pabrik beroperasi dengan dua shift. Jika shift yang
bertugas hanya satu maka produksi berkisar 12.000 unit.
Fasilitas produksi tersebut diharapkan berkembang seiring
dengan penambahan investasi dari prinsipal. Basis produksi Hyundai Motor
Company (HMC) sekarang ini tersebar di Amerika, Timur Tengah, India, dan Eropa.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)
mencatat selama 5 bulan pertama tahun ini Hyundai melego 1.070 unit mobil.
Perolehan khusus pada Mei berjumlah 256 unit, tumbuh 11,79% dari 229 unit pada
April.
Sejauh ini penguasaan Hyundai di pasar otomotif Indonesia
memang tak besar. Realisasi wholesales (pengiriman dari pabrik ke diler) 1.070
unit setara dengan 3,07% market kendaraan roda empat non-Jepang.
“Yang terpenting untuk kesuksesan pemasaran adalah
produk, harga, dan waktu yang tepat. Pertama kali kami masuk ke Indonesia pada
1994,” tutur Jongkie.
Hyundai Mobil Indonesia memposisikan Grand i10 sebagai
calon tulang punggung penjualan di Indonesia. Mobil perkotaan (city car) ini
diperkirakan terjual sedikitnya 1.000 unit sepanjang Tahun Kuda 2014.
Sumber : Bisnis Indonesia, 18.06.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar