Bisnis.com, JAKARTA--Sedikitnya 19 calon investor dari dalam dan luar negeri
berminat mengerjakan proyek kereta api ekspres ke Bandara Soekarno-Hatta
senilai Rp27 triliun tersebut.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hanggoro Budi Wiryawan mengungkapkan, salah satu investor domestik salah satunya adalah maskapai penerbangan.
Selain itu, lanjutnya, ada juga badan usaha milik negara yang juga tertarik. Sementara calon investor dari luar negeri di antaranya berasal dari negara Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Inggris, serta Amerika Serikat.
Proyek kereta ekspres bandara ini akan dikerjasamakan dengan skema public private partnership (PPP) . Dalam skema ini porsi pembiayaan memungkinkan dibagi antara pemerintah dan investor sekitar 50%:50%.
“Maksimal pemerintah hanya 50%. Tapi besok akan dibicarakan lebih lanjut,” tegasnya, Senin (7/7/2014).
Proyek ini akan dilelang Agustus 2014 dengan menggandeng PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang juga akan melelang konsultan tender proyek ini.
“SMI hanya menyiapkan konsultan untuk membantu kualifikasi. Tender konsultan ini untuk melakukan kualifikasi. Jadi yang akan membantu proses pelelangan atau evaluasi. Tapi nanti yang melakukan pelelangan adalah kami. ,” paparnya.
Proyek KA bandara ditargetkan mulai dikonstruksi pada awal 2015 dan dikerjakan selama empat tahun. Dengan begitu, proyek ini bisa beroperasi pada 2019.
Jalur kereta ini akan menggunakan struktur layang yang terpisah dari struktur eksisting atau elevated-dedicated line, kecuali di area Bandara Soetta akan menggunakan struktur underground.
Sebelumnya, Direktur PT SMI Frans Nembo mengungkapkan, tender konsultan ini akan dilakukan setelah kajian perseroan disetujui oleh Ditjen Perkeretaapian. Adapun jadwal proses pelelangan tender ini akan dilakukan mulai awal Agustus 2014.
“Kami akan melelang konsultan ini secara internasional, karena memang proyek ini untuk dikerjasama dengan skema Kerja Sama Pemerintah-Swasta," ujarnya.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hanggoro Budi Wiryawan mengungkapkan, salah satu investor domestik salah satunya adalah maskapai penerbangan.
Selain itu, lanjutnya, ada juga badan usaha milik negara yang juga tertarik. Sementara calon investor dari luar negeri di antaranya berasal dari negara Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Inggris, serta Amerika Serikat.
Proyek kereta ekspres bandara ini akan dikerjasamakan dengan skema public private partnership (PPP) . Dalam skema ini porsi pembiayaan memungkinkan dibagi antara pemerintah dan investor sekitar 50%:50%.
“Maksimal pemerintah hanya 50%. Tapi besok akan dibicarakan lebih lanjut,” tegasnya, Senin (7/7/2014).
Proyek ini akan dilelang Agustus 2014 dengan menggandeng PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang juga akan melelang konsultan tender proyek ini.
“SMI hanya menyiapkan konsultan untuk membantu kualifikasi. Tender konsultan ini untuk melakukan kualifikasi. Jadi yang akan membantu proses pelelangan atau evaluasi. Tapi nanti yang melakukan pelelangan adalah kami. ,” paparnya.
Proyek KA bandara ditargetkan mulai dikonstruksi pada awal 2015 dan dikerjakan selama empat tahun. Dengan begitu, proyek ini bisa beroperasi pada 2019.
Jalur kereta ini akan menggunakan struktur layang yang terpisah dari struktur eksisting atau elevated-dedicated line, kecuali di area Bandara Soetta akan menggunakan struktur underground.
Sebelumnya, Direktur PT SMI Frans Nembo mengungkapkan, tender konsultan ini akan dilakukan setelah kajian perseroan disetujui oleh Ditjen Perkeretaapian. Adapun jadwal proses pelelangan tender ini akan dilakukan mulai awal Agustus 2014.
“Kami akan melelang konsultan ini secara internasional, karena memang proyek ini untuk dikerjasama dengan skema Kerja Sama Pemerintah-Swasta," ujarnya.
Sumber : Bisnis Indonesia, 07.07.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar