TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama mengimbau warga Ibu Kota yang kembali dari mudik turut
mengingatkan kerabatnya yang baru datang ke Jakarta agar tak tinggal di
pinggiran rel dan sungai. Sebab, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengusir
warga yang masih kedapatan tinggal di permukiman kumuh.
"Kami akan usir mereka yang tinggal di pinggir
sungai," kata Basuki di Taman Silang Barat Monumen Nasional saat melepas
rombongan mudik, Jumat, 25 Juli 2014. (Baca juga : Ahok Tak Gelar Operasi
Yustisi Usai Lebaran. )
Ahok, begitu ia disapa, tak melarang warga pendatang
untuk turut mencari nafkah. Alasannya, menurut dia, warga pendatang biasanya
langsung terserap sebagai sebagai pekerja pabrik, sopir, maupun asisten rumah
tangga dan tak menimbulkan beban bagi pemerintah. Para pekerja ini akan mampu
mencarikan tempat tinggal yang layak bagi dirinya.
Ahok tak mengkhawatirkan mereka yang tak terserap
lapangan pekerjaan. Alasannya, pendatang yang tak memiliki pekerjaan dan tetap
menumpang di rumah kerabat akan dipulangkan dengan sendirinya oleh kerabatnya
itu.
Sedangkan bagi pendatang yang berkukuh tinggal di Jakarta
meski tak memiliki pekerjaan tetap, mantan Bupati Belitung Timur itu memastikan
bahwa mereka tak akan berkesempatan menempati lahan-lahan ilegal. Ahok berujar telah
bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia dan perusahaan-perusahaan swasta
untuk membersihkan daerah pinggiran rel.
Dengan begitu, Ahok mengatakan tak akan lagi ada
permukiman kumuh yang dapat disewa dengan harga Rp 5.000-10 ribu per harinya.
"Kalau sudah begitu, mereka tak akan punya tempat tinggal," kata dia.
Ihwal kemungkinan pendatang yang justru menjadi
penyandang masalah kesejahteraan sosial, Ahok menjamin akan memulangkan mereka
dengan menandatangani surat perjanjian agar tak kembali ke Ibu Kota. Sebab,
menurut dia, kebanyakan pengemis tak meminta uang untuk makan, tapi untuk
membangun rumah di daerah asalnya. "Kalau masih kembali, kami laporkan ke
Kepolisian atas tuduhan penipuan terhadap Pemprov," ujar Ahok.
Sumber : Tempo, 25.07.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar