TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan
Pimpinan Rakyat (DPR) bersama Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional, dan Bank Indonesia menyepakati asumsi makro ekonomi sementara dalam
pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun
Anggaran 2015. Rapat Kerja yang dipimpin oleh Olly Dondokambey menyetujui
asumsi makro sementara yang diajukan pemerintah dan Bank Indonesia.
"Pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,5 sampai 6
persen," kata Olly di Jakarta, Rabu, 2 Juli 2014. Sedangkan angka inflasi
ditetapkan 3 hingga 5 persen. (Baca: Asumsi Makro di APBN 2015 Terlalu
Pesimistis)
Suku bunga bulanan per 3 bulan diasumsikan sebesar 6
hingga 6,5 persen. Dan nilai tukar rupiah sekitar Rp 11.500 hingga Rp 12.100
per dolar Amerika Serikat.
Sebelumnya sempat terjadi perbedaan pengajuan nilai tukar
antara pemerintah yang diwakili Menteri Keuangan dengan Bank Indonesia. Menteri
Keuangan mengusulkan kurs pada level Rp 11.500 hingga Rp 12.000 per dolar AS.
Sedangkan Bank Indonesia mengajukan Rp 11.900 hingga Rp 12.100 per dolar AS.
(Baca: 2015, Chatib Prediksi Rupiah Jauh Lebih Stabil)
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan
usulan nilai tukar tersebut didasarkan atas prospek neraca pembayaran Indonesia
2015, terutama terkait dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi.
Juga normalisasi sistem moneter yang akan terjadi di Amerika tahun 2015
mendatang.
Ia mengatakan normalisasi sistem moneter AS menunjukkan
kecenderungan naiknya suku bunga The Fed. Akhirnya, rapat memutuskan kisaran
sementara kurs Rp 11.500 hingga Rp 12.100 per dolar AS.
Sumber : Tempo, 02.07.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar