Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II mencatatkan total pendapatan bersih
Rp1,77 triliun pada trwiluan I tahun ini atau naik 11% dibandingkan periode
yang sama tahun lalu.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia
(Pelindo) II R. J. Lino mengatakan, dari total tersebut, perusahaan menerima
laba bersih sebesar Rp332,28 miliar pada triwulan I tahun ini.
Dia menuturkan, pada triwulan I tahun ini
realisai arus peti kemas di 12 cabang pelabuhan Pelindo II sebanyak 1,234,707
box atau sebanyak 1,617,276 TEUs. Pelabuhan Tanjung Priok sendiri, katanya,
melayani 1,416,300 juta TEUs atau mencapai 88% dari seluruh kontainer yang
dilayani oleh pelabuhan-pelabuhan di bawah pengelolaan perusahaan.
Di sisi lain, katanya, kenaikan tarif arus
barang terjadi di dermaga curha, seperti pada curah cair (liquid bulk) yang
mengalami kenaikan tipis sebesar 0,08% dari 6,521,310 ton pada triwulan I 2013
menjadi 6,526,539 ton pada triwulan I 2014.
Begitu juga dengan curah kering (dry bulk)
mengalami kenaikan sebesar 5% dari 10,314,411 ton pada triwulan I 2013 menjadi
10,937,671 ton pada triwulan I 2014. Sementara realisasi general cargo yaitu
sebesar 3,289,131 ton dan bag cargo sebesar 2,312,791 ton. Sedangkan, arus
penumpang dalam negeri pada triwulan I 2014 jumlahnya sebesar 201,796 orang.
Menurutnya, sejalan dengan program
pemerintah untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan memenuhi tuntutan pasar
yang semakin berkembang, perusahaan terus menggiatkan berbagai langkah yang
menunjang efektivitas dan efisiensi layanan.
Di sisi lain, perusahaan juga menyoroti
persoalan dwelling time, kami optimis dapat memperbaiki waktu tunggu bongkar
muat di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi 4 hari sesuai arahan dari Menko
Perekonomian Chairul Tanjung.
"Dengan berbagai perbaikan
operasional di lapangan dan melalui koordinasi dengan Bea Cukai dan Otoritas
Pelabuhan, proses keluar masuk barang akan lebih cepat dan lancar,"
katanya melalui siaran persnya, Senin (14/7).
Untuk dwelling time sendiri, katanya,
Pelindo II telah melakukan berbagai upaya perbaikan operasional untuk
meningkatkan waktu sandar kapal dan bongkar muat (dwelling time) dari 7,9 hari
pada Desember 2013 menjadi 6,02 pada Juni 2014. Berdasarkan arahan dari Menteri
Koordinator Perekonomian Chahriul Tandjung, IPC diminta untuk semakin
meningkatkan dwelling time dengan target menjadi 4,0 hari pada akhir 2014.
Sumber : Bisnis Indonesia, 15.07.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar