Bisnis.com, FREETOWN – Pemerintah Sierra Leone menyatakan
penerimaan negara semester pertama tersebut tidak mencapai target, terdampak
oleh pemangkasan produksi oleh korporasi akibat meluasnya wabah ebola yang
menewaskan total 2.500 penduduk.
Bank sentral Sierra Leone, Senin (15/9/2014) mengumumkan
pendapatan 1,3 triliun leones atau setara US$299 juta pada paruh pertama, di
bawah target pemerintah yaitu 1,5 triliun leones.
Menurut Menteri Keuangan Kaifala Marah, ekonomi
diprediksikan bertumbuh 7%-8% tahun ini, turun dari estimasi sebelumnya yaitu
12%-13%. “Pendapatan jatuh karena sejumlah perusahaan besar mengurangi produksi
mereka,” ungkap Marah.
Meluasnya epidemi ebola telah melumpuhkan perekonomian
negara tersebut. Padahal, ekonomi Sierra Leone baru saja pulih setelah 12
perang saudara berakhir. International Monetary Fund (IMF) mengestimasi Sierra
Leone membutuhkan setidaknya US$100 juta – US$130 juta untuk memperbaiki neraca
pembayaran.
Sebelumnya, Food and Agriculture Organization (FAO)
menyampaikan wabah tersebut telah merusak laha-lahan pertanian negara-negara
Afrika Barat. FAO menyatakan membutuhkan dana US$70 juta untuk membantu pangan
1,3 juta masyarakat yang terlah terinfeksi ebola.
Akhir pekan lalu Afican Development Bank (AfDB)
menyampaikan akan menyumbangkan US$150 juta untuk mengangkat keuangan publik
negara-negara terjangkit ebola. AfDB mengestimasikan ekonomi Liberia, Guinea,
dan Sierra Leone tertekan hingga 3,5% akibat wabah tersebut.
Sumber : Bisnis Indonesia, 15.09.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar