Bisnis.com,
JAKARTA--Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N.
Hanafi menyampaikan perlunya ada reformasi logistik untuk menurunkan
biaya logistik yang mencapai 24,6% terhadap Gross Domestic Product (GDP).
Reformasi
logistik tersebut diantaranya harmonisasi regulasi yang saat ini tumpang tindih
antara satu instansi dan lainnya. Peningkatan infrastruktur pelabuhan yang
lebih optimal dengan pembangunan koneksi Infrastructure and Communication Technology
(ICT). Selain itu, diperlukan pula kebijakan fiskal untuk indsutri
kapal yang saat ini tidak bersaing.
"Begitu
banyak persoalan di industri laut. Ini butuh komitmen pemerintah, misalnya
kebijakan fiskal kita bicara dengan Menteri Keuangan, dan penurunan suku bunga
dengan Bank Indonesia," katanya dalam Acara MarkPlus Center for
Transportation and Logistics di Jakarta, Rabu (1/7/2015).
Dia juga
berharap adanya pendidikan yang berkomitmen untuk meningkatkan mutu sumber daya
manusia yang bersentuhan dengan logistik. Yukki berpendapat biaya logistik bisa
ditekan sekitar 5% dalam empat atau lima tahun akan mendorong pertumbuhan
ekonomi sekitar 0,8%-1%.
"Saya
yakin biaya logistik bisa turun 19% dari GDP," ujarnya.
Sumber :
Bisnis Indonesia, 01.07.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar