Bisnis.com,
JAKARTA—Setelah Bank Dunia dan IMF, kali ini giliran Bank
Pembangunan Asia (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan Indonesia dari 5,5% menjadi
4,8%-5,2%
sepanjang 2015.
Revisi ini
adalah kali ketiga ADB memangkas estimasinya terhadap pertumbuhan ekonomi dalam
negeri yang awalnya diramalkan bisa mencapai 5,6%. Deputy Country Director ADB Indonesia
Edimon Ginting mengatakan faktor utama penurunan proyeksi itu adalah
kontribusi pemerintah yang ternyata lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan
semula.
“Ada
keterlambatan penyerapan belanja modal pemerintah yang hingga kini baru 12% dan
di sisi penerimaan juga. Ini yang paling penting,” kata Edimon di Kantor ADB
Indonesia, Selasa (7/7/2015). Lembaga multilateral itu mengestimasikan
penyerapan belanja modal pemerintah untuk tahun fiskal 2015 akan mencapai 88%.
Hingga Juni
2015, realisasi belanja modal pemerintah tercatat baru Rp22,8 triliun atau
10,9% dari pagu. Padahal, belanja inilah yang memberikan efek terbesar terhadap
pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan pos belanja lainnya.
Dia
menambahkan belanja modal pemerintah adalah faktor yang akan menjadi pendorong
utama pertumbuhan pada semester II/2015 setelah terkontraksi cukup dalam selama
kuartal I/2014 ke level 4,7%. Jika pada akhirnya penyerapan belanja modal
pemerintah tak sesuai perkiraan maka dipastikan pertumbuhan akan terkontraksi lebih
jauh.
Sementara
itu, dari segi penerimaan, Edimon menilai tahun ini pemerintah masih menorehkan
shortfall kendati selisih antara target dan realisasi penerimaan itu takkan
sampai mengurangi porsi belanja secara signifikan.
Selain
realisasi anggaran, perekonomian juga tertekan oleh dampak negatif dari
kebijakan reformasi pemerintah a.l. perlambatan konsumsi karena penghapusan
subsidi bahan bakar minyak (BBM), perombakan aturan akusisi lahan, dan
perubahan sistem pengajuan investasi.
Di sisi lain,
konsumsi sebagai salah satu pengungkit utama pertumbuhan juga diyakini akan
cenderung melemah. “Ini adalah hal yang juga harus diperhatikan. Namun, dengan
pertumbuhan sekitar 5% seharusnya konsumsi Indonesia masih mampu tumbuh 7%-8%
sepanjang tahun,” kata Country Director ADB Indonesia Steve Tabor.
Sumber :
Bisnis Indonesia, 07.07.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar