JAKARTA.
Kebijakan penurunan harga gas membuat PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)
berusaha untuk menghidupkan kembali tiga pabrik baja hulu yang sebelumnya
dihentikan produksinya. Langkah penghentian produksi pabrik dilakukan lantaran
terus merugi.
Sukandar,
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) mengatakan, pabrik-pabrik tersebut
harus dioperasikan kembali setelah blast furnace siap sekitar Maret. Selain
itu, penurunan harga gas akan menekan biaya produksi. "Efisiensi mulai
terasa Maret atau April," ujar Sukandar, Kamis (5/1)..
Sebelumnya,
Krakatau Steel menghentikan tiga pabrik baja hulu pada 2014 sebagai strategi
efisiensi perusahaan. Tiga pabrik baja tersebut, yakni pabrik besi spons
(sponge iron), baja lembaran setengah jadi (slab), dan baja batangan setengah
jadi (billet). Kala itu produksi dihentikan karena harga gas yang tinggi dan
harga baja dunia yang tengah anjlok.
Berdasarkan
Peraturan
Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 2016 tentang Harga Gas Bumi untuk
Industri Tertentu, PT Krakatau Steel memperoleh penurunan harga gas
menjadi minimum US$ 6 dari sebelumnya harga gas di plant gate sebesar US$ 7,35.
Alokasi gas sebesar 45 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) diperoleh dari
PT
Pertamina EP.
Pengoperasian
kembali pabrik baja hulu tersebut diharapkan bisa membantu pencapaian target
peningkatan produksi. Tahun ini Krakatau Steel menargetkan penjualan baja
sebesar 2,3 juta ton. "Perusahaan tahun ini kami lebih optimistis. Golnya
kami bisa jual 300.000 ton di atas tahun lalu," ujar Sukandar.
Krakatau
Steel yakin bisa memenuhi target tersebut karena perusahaan ini akan memasuki
pasar baru baja struktural untuk infrastruktur. "Sudah ada peminatnya,
konsorsium BUMN dan swasta untuk proyek infrastruktur," ujar Sukandar.
Selain
itu, peningkatan penjualan juga didorong oleh peningkatan permintaan bahan
bangunan karena makin maraknya pembangunan rumah dan apartemen. Sementara itu,
Krakatau Steel tahun ini tidak akan banyak mengekspor baja ke mancanegara.
"Kami lebih berkonsentrasi di pasar dalam negeri," ujar Sukandar.
Selain
itu, Krakatau Steel juga berupaya menekan arus impor dalam negeri. "Kami
memasok sebanyak-banyaknya ke domestik untuk mengurangi impor," ujar
Sukandar.
Sumber
: Kontan, 06.01.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar