JAKARTA.
Perusahaan hilirisasi kelapa sawit asal Jepang siap menginvestasikan modalnya
sebesar US$ 90 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun mendirikan pabrik fatty acid di Dumai, Riau.
Pembangunan tersebut dilakukan melalui joint venture antara produsen produk
konsumer dengan badan usaha milik swasta nasional.
Pejabat
Promosi Investasi Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di Tokyo,
Jepang, Saribua Siahaan
mengatakan, perusahaan patungan tersebut direncanakan mulai beroperasi pada
Januari 2017 dengan porsi kepemilikan saham perusahaan Indonesia sebesar 65%.
Menurut
Saribua, perusahaan joint venture tersebut akan memproduksi fatty acid yang
merupakan bahan bahan baku untuk memproduksi berbagai jenis produk seperti
detergen, sampo dan pembersih muka.
"Pabrik
tersebut ditargetkan mulai berproduksi pada 2019 di lahan seluas 44.000 meter
persegi (m2) di Dumai, Riau dengan kapasitas sebesar 100.000 ton per
tahun," kata Saribua dalam keterangan resmi, Jumat (27/1).
Pengoperasian
pabrik di Dumai akan mendongkrak kapasitas produksi fatty acid Kao sebesar 130%
dan meningkatkan porsi pasokan fatty acid internal perusahaan hingga 60%. Saat
ini, investor Jepang tersebut memproduksi fatty acid di pabrik mereka di
Wakayama, Jepang.
"Pabrik
yang di Indonesia akan menyediakan kebutuhan bahan baku untuk pabrik produk
konsumer Kao di Thailand, Indonesia dan Vietnam," tambahnya.
Pemerintah
menyambut baik rencana investasi investor Jepang di sektor industri hilir CPO di
Indonesia, yang potensi industri manufaktur berbasis CPO di tanah air masih
besar. Sebab, kebutuhan bahan baku industri makanan dan produk konsumer terus
meningkat.
Sumber
: Kontan, 27.01.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar