JAKARTA.
Kondisi ekonomi global yang masih belum pulih tahun ini membuat perusahaan
logistik domestik pesimistis bisnis bisa tumbuh hingga dobel digit. Asosiasi
Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) memproyeksikan pertumbuhan
bisnis logistik internasional tahun ini tidak sampai 10%.
Arman Yahya,
Wakil Ketua Umum ALFI DKI Jakarta menyebut ada beberapa faktor di luar
negeri saat ini bisa mempengaruhi bisnis logistik global. "Kondisi Eropa
kurang baik, lalu kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump
yang akan protektif terhadap produk luar tentu akan berimbas terhadap produk
ekspor dari Indonesia," kata Arman kepada KONTAN, Jumat (13/1).
Menurut
Arman, pasar ekspor Indonesia sudah lama tertekan semenjak beberapa tahun ini.
Meski demikian, ia lihat masih ada segmen yang bisa moncer seperti produk
tekstil domestik di pasar internasional.
Bani Maulana
Mulia, Managing Director PT Samudera Indonesia Tbk mengakui bila pertumbuhan
logistik ekspor masih kalah jauh dengan logistik impor. Ia pun memproyeksi
pertumbuhan ekspor masih kalah dibandingkan dengan impor untuk tahun ini.
"Seharusnya tahun ini lebih baik dari tahun lalu karena secara
perekonomian ada tanda positif," katanya kepada KONTAN (13/1).
Meski
Bani belum bisa membeberkan proyeksi bisnis logistik ekspor maupun impor di
tahun ini. Bani menjelaskan ekspor Indonesia masih akan tertekan ketimbang
impor.
Soalnya,
produk ekspor domestik masih belum banyak ketimbang produk impor. Alhasil,
menurut Bani kebutuhan impor pun masih tinggi.
Sayang,
Bani tidak merinci soal pasar ekspor Indonesia yang masih jadi andalan produk
Indonesia termasuk pula pasar baru. Ia juga tidak merinci kontribusi bisnis
dari pelayaran ekspor Samudera Indonesia.
Berdasarkan
laporan keuangan perusahaan ini, Samudera Indonesia mendapatkan pendapatan
dari kegiatan keagenan, forwarding dan kegiatan terminal sebesar US$
77,6 juta di kuartal III-2016, atau naik 6,8% saja dari periode serupa
tahun lalu yang tercatat US$ 72,6 juta.
JAS Optimistis
Berbeda
PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) justru optimistis pasar logistik internasional
bisa memberikan pertumbuhan bisnis bagi perusahaan ini. JAS optimistis
menargetkan pertumbuhan 5%-7% pada tahun ini. "Ini sesuai tren pertumbuhan
historis JAS, tahun lalu pertumbuhan kami 4%. Itu harapan kami," kata Martha
Lory Fransisca, Komunikasi Korporasi PT Jasa Angkasa Semesta.
Makanya,
ia berharap fluktuasi dollar Amerika Serikat tidak akan terlalu bergejolak
tahun ini. Bila ini terjadi maka potensi ekspor Indonesia masih bisa tumbuh
positif. "Potensi ekspor akan bagus bila dollar Amerika menguat. Namun di
sisi lain kondisi ini akan mempengaruhi volume impor. Bila nilai tukar stabil,
maka volume kargo international akan tumbuh secara alami," imbuh Martha.
Selain
faktor fluktuasi mata uang, Martha juga berharap peran pemerintah bisa lebih
berperan. Kebijakan pemerintah yang konsisten sangat dinantikan oleh para
pelaku usaha. Salah satunya soal pengembangan infrastruktur.
Asal
tahu, Jasa Angkasa Semesta adalah salah satu perusahaan yang mengelola jasa
kebandarudaraan di Bandara Juanda, Surabaya.
Sumber
: Kontan, 14.01.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar