JAKARTA.
PT
Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melakukan penandatangan kontrak Enginering,
Procurement, Construction (EPC) proyek High Speed Rail (HSR) atau
kereta api cepat Jakarta-Bandung dengan High Speed Rail Contractor Consorsium
(HSRCC) pada Selasa (4/4).
Nilai
kontrak konstruksi proyek kereta cepat sepanjang 142,3 kilometer (km)
tersebut mencapai US$ 4,7 miliar. Ini membengkak dari perkiraan sebelumnya yakni US$
4,3 miliar.
Konsorsium
kontraktor tersebut terdiri dari 7 perusahaan yakni
China Railway International, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), China Rail Way Group
Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRCC Wingdao Sifang Co, Ltd, China
Railway Signal & Communication Corporation dan The Third Railway Survey
Design Institute Group Corporation. WIKA menggenggam porsi 30% dari
nilai kontrak.
Penandatangan
kontrak EPC ini merupakan salah satu persyaratan yang harus di penuhi KCIC agar
pendanaan dari China Development Bank (CDB) segera cair. Pasalnya, sebesar 75%
dari proyek HSR tersebut akan didanai oleh CDB.
Hanggoro
Budi Wiryawan, Direktur Utama KCIC mengatakan membengkaknya nilai kontrak EPC
tersebut karena perubahaan design untuk proyek tersebut. "Ini penyusunan
design lebih lengkap," Ujarnya di Jakarta, Selasa (4/4).
Setelah
penandatangan kontrak ini, KCIC akan terus melakukan negosiasi dengan CDB agar
pinjaman segera dicairkan walaupun lahan belum rampung 100%. Hanggoro bilang,
pihak CDB akan ada berada di Jakarta selama dua minggu ke depan.
Sebelumnya
disebutkan, pembebasan lahan proyek ini sudah mencapai 85%. Masih ada sejumlah
lahan yang terkendala di wilayah Karawangan dan di wilayah Bandung. Sementara
CDB baru mau mencairkan pendanaan jika lahan sudah beres 100%.
Meskipun
nilai kontrak Kontruksinya membengkak, Hanggoro belum mau mengungkapkan apakah
total nilai investasi proyek kereta cepat tersebut juga akan membengkak.
Sebelumnya, nilai proyek tersebut diperkirakan sebesar Rp 5,1 triliun. Diluar
dari kontrak konstruksi itu akan digunakam untuk persiapan pelatihan tenaga
operasional KCIC, pembebebasa lahan dan lain-lain.
Hanggoro
menambahkan, setelah penandatangan kontrak ini, konsorsium kontruksi akan
segera melakukan pembangunan. Saat ini, WIKA sudah melakukan land clearing dan
konstruksi sepanjang 5 km. Selanjutnya, mereka akan mulai melakukan pembangunan
di 26 km.
Namun
konstruksi akan dilakukan setelah menunggu persetujuan pemerintah terkait tata
ruang nasional mengenai RT/RW. Untuk pembanguan kereta cepat ini, nantinya akan
menggunakan konten lokal sebesar 60% " Tenaga kerja semaksimal mungkin
lokal tapi karena teknologi baru pasti ada dari pihak lain," ujar
Hanggoro.
Enam
Kontraktor yang akan menggarap proyek merupakan perusahaan asing. Sementara
kontraktor lokal hanya WIKA.
Untuk
pembebasan lahan proyek ini, KCIC masih menggunakan modal yang disetor anggota
konsorsium BUMN China dan konsorsium BUMN Indonesia.
Sedangkan
untuk konstruksi nantinya akan menggunakan skema contractor pre-financing
sebelum pinjaman CDB cair.
Dengan
penadatangan kontrak tersebut, KCIC optimistis kereta cepat Jakarta Bandung
akan rampung sesuai target yakni tahun 2019. "Hari ini merupakan tonggak
sejarah karena kita akan tanda tangan kontrak kereta cepat agar bisa cepat
selesai dibangun. kami harap kereta cepat ini bisa jadi awal pembangunan ka
cepat lainnya. " katanya.
Teten
Marzuki, Staf Kepresidenan yang hadir dalam penandatangan tersebut mengatakan
pembanguanan kereta cepat Jakarta Bandung merupakan salah satu revolusi
transportasi di Indonesia. Dirinya berharap proyek tersebut bisa berjalan
dengan baik dan selesai sesuai target. "Penandatangan ini bisa jadi poin
untuk memulai kereta cepat ini dan memberi kepastian ini diselesaikan. "
ujarnya.
Sedangkan
Sahala
Lumbagaol, Chairman PT Pilar Sinerga BUMN Indonesia (PSBI) berharap
dengan penandatangan kontrak ini, CDB bisa segera mencairkan pendanaan.
Sumber
: Kontan, 04.04.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar