Bisnis.com,
JAKARTA - Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa saat ini
pihaknya bersama Kemenhub sedang melakukan pembedahan struktur biaya di
pelabuhan dalam rangka menurunkan biaya logistik tersebut.
“Kita
bersepakat untuk membuka struktur biaya di pelabuhan sehingga kita bisa
menghemat biaya-biaya di situ. Sekarang kan dwelling time sudah turun, tapi
cost-nya masih dianggap tinggi. Jadi kita periksa satu per satu, mana yang bisa
diturunin," ujarnya, Selasa (18/4/2017).
Menurutnya,
salah satu struktur yang bisa dilakukan pembedahan tersebut adalah pengenaan
tarif Terminal Handling Charge (THC). "THC itu untuk apa? Ongkosnya cukup
mahal,” katanya.
Dengan
evaluasi pengenaan THC yang dapat dipangkas itu diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi biaya di pelabuhan.
Pasalnya,
THC diperkirakan memakan porsi mencapai hingga 33% dari seluruh biaya di
Pelabuhan Tanjung Perak dan 28% biaya di Pelabuhan Makassar. Terminal Handling
Charges (THC) adalah gabungan biaya antara Container Handling Charger (CHC) dan
surcharge.
CHC
adalah biaya yang dikenakan oleh pengelola terminal peti kemas kepada pengguna
jasanya, (biasanya adalah shipping line), dari sejak kapal sandar, membongkar
muatan hingga menumpuk peti kemas di lapangan penumpukan atau
stacking/container yard.
“Sampai
seefisien mungkin. Saya belum bisa ngomong (persentasenya), tapi THC itu sampai
33% dari semua cost di Surabaya, 28% di Makassar, di Priok kita mau lihat.
Kalau itu bisa dihemat bisa efisien,” ujarnya.
Pihaknya
juga menyatakan akan menggandeng Djakarta Lloyd untuk diminta membantu
menghitung struktur biaya yang wajar.
“Kalau
dwelling time bisa kita pertahankan di bawah 3 hari, kemudian cost bisa kita
perkecil, kita minta Djakarta Lloyd untuk membantu memformulasikan,” terangnya.
Selain
itu, Pelindo II juga akan kembali diundang rapat ke Kemenko Kemaritiman
pertengahan pekan ini untuk menjelaskan lebih rinci terkait biaya-biaya di
pelabuhan.
Pihaknya
berharap proses pemetaan tersebut dapat selesai pada Mei 2017.
"Besok
Kamis kita mau ketemu (Pelindo II), kita breakdown angka-angkanya. Saya
berharap Mei 2017 kita sudah lebih tajam,” tuturnya.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 19.04.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar