KONTAN.CO.ID - PARIS. Rencana Louis Vuitton Moët Hennessy
(LVMH) untuk akuisisi
perusahaan perhiasan Tiffany
& Co terancam akibat
pandemi virus corona. Perusahaan yang membawahi brand mewah tersebut berniat
membuka opsi baru agar akuisisi tersebut dapat direalisasikan.
Kamis (4/6), manajemen LVMH
mengungkapkan, adanya upaya untuk meninjau ketentuan dalam kesepakatan yang
sudah dilakukan pada bulan November 2019 silam itu.
CEO
LVMH Bernard Arnault disebut sedang
mencari cara untuk membuka kembali negosiasi dan berpotensi menekan Tiffany
untuk menurunkan harga kesepakatan yang sebelumnya telah disepakati yakni di
US$ 135 per saham.
Sumber Reuters mengungkapkan,
perusahaan yang juga membawahi brand kenamaan seperti Dior dan Louis Vuitton,
memang sudah membahas potensi dampak pandemi corona terhadap akuisisi Tiffany
& Co.
LVMH tidak memberikan perincian
lebih lanjut, selain menyatakan bahwa perusahaan tidak akan berusaha membeli
saham toko perhiasan AS itu di pasar terbuka, yang sebenarnya bisa menjadi
salah satu cara untuk membeli Tiffany dengan harga lebih rendah.
Tiffany akan merilis pendapatan
kuartalan pada 9 Juni, yang semula dijadwalkan untuk dirilis Jumat (5/6). Saham
Tiffany ditutup pada US$ 114 per sah, pada hari Rabu (3/6).
Tidak jelas apa strategi LVMH
yang akan dilakukan saat ini, namun ada kemungkinan perusahaan bakal meminta
potongan harga," kata sumber. Namun, hingga saat ini, LVMH belum meminta
Tiffany untuk membuka kembali pembicaraan.
Tiffany tidak percaya ada dasar
hukum untuk menegosiasikan kembali kesepakatan yang sudah disetujui pada bulan
November tersebut, ungkap sumber yang sama.
Perusahaan ini mematuhi
persyaratan keuangan berdasarkan perjanjian merger dengan LVMH, dan berharap
tetap demikian setelah mengumumkan dividen triwulanan dua minggu lalu, kata
sumber tersebut.
Sumber : Kontan, 04.06.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar