KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Adik
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yakni Kim
Yo Jong dipandang sebagai
sosok yang negatif. Perempuan berjuluk Putri ini disebut sebagai seseorang yang
dingin dan kejam.
Kim Yo Jong sendiri menjadi
perhatian setelah pada awal pekan ini memerintahkan penghancuran kantor
penghubung Korea Selatan di Kaesong. Tak hanya itu, Kim Yo Jong juga
melontarkan serangkaian kecaman kepada pemerintah Korsel, dan mengancam bakal
mengerahkan militer di tengah ketegangan kedua negara.
Adik Kim Jong Un ini bahkan
mengklaim bisa menginstruksikan perintah tersebut karena mendapat wewenang dari
sang kakak, partai, dan juga negaranya.
Beberapa pakar bahkan kini
melontarkan dugaan apakah sudah bisa dianggap sebagai suksesor Kim Jong Un di
Korea Utara. "Dari apa yang saya lihat, dia adalah sosok yang dingin,
kejam, dan sombong," jelas Suzanne
Scholte, salah satu pendiri Free North Korea Radio seperti dikutip New
York Post.
Scholte menyebut pendekatannya
yang agresif merupakan upaya konsolidasi sekaligus mengukuhkan dukungan pejabat
Korut kepadanya. "Kim Jong Un sudah
menunjukkan jika terjadi sesuatu dengan dirinya, maka ada penerusnya dan
keluarga Kim masih berkuasa," jelasnya.
Dulu, dia dianggap hanya sebagai
sebatas staf biasa, di mana dia akan memberikan asbak kristal setiap kali sang
kakak merokok.
Namun kini, Kim Yo Jong kini
menjelma sebagai salah satu pemimpin yang diakui di Korea Utara. Pakar Korut
sekaligus purnawirawan
Kolonel Pasukan Khusus AS, David Maxwell, menerangkan tidak ada orang nomor dua di Korea Utara.
"Tapi dia bertindak seolah
dia adalah wakil pemimpin. Sangat tidak mungkin kecuali kakaknya sendiri yang
memberi wewenang," kata Maxwell.
Pakar yang lain menyatakan, meski
dia perempuan dan masih sangat muda, Kim Yo Jong diyakini tidak akan menemui
ganjalan di Pyongyang. "Dia galak
dan tangguh. Saya tidak berpikir karena dia perempuan maka dia akan
terganjal," ucap Sean
King, pakar Asia di Park Strategies.
King mendasarkan argumentasinya
bahwa para perempuan mengelola bisnis pasar gelap di Korut, meski negara
tersebut didominasi oleh patriarki.
Perempuan yang diyakini berusia 32 tahun itu juga menempuh pendidikan di Swiss seperti
kakaknya, dan bersuamikan pejabat tinggi Choe Song.
Dia pertama kali tampil sendiri
ketika hadir dalam upacara pembukaan Olimpiade
Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan, 2018 lalu. Dia
terus mendampingi sang kakak ketika bertemu Presiden
Korsel Moon Jae-in, maupun Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump.
Sumber : Kontan, 21.06.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar