KONTAN.CO.ID - SEOUL. Samsung Group akhirnya angkat bicara setelah rencana Kejaksaan Distrik Seoul meminta surat penangkapan terhadap Vice Chairman Samsung Electronics
Lee Jae-yong terungkap.
Perusahaan konglomerasi terbesar
di Korea Selatan itu membantah tuduhan yang menyebut Lee Jae-yong, yang juga
merupakan ahli waris Samsung Group tersebut terlibat dalam merger kontroversial
antara dua unit usaha pada 2015 silam.
Dalam rilis yang dikeluarkan
Jumat (5/6) disebutkan bahwa Lee tidak berperan dalam proses pengambilan
keputusan saat merger antara Samsung
C&T Corp dan Cheil Industries Inc terjadi.
"Tuduhan bahwa Lee mengambil
bagian dalam skema manipulasi harga saham tidak berdasar," kata Samsung
Group.
Seperti diketahui, kemarin, jaksa
penuntut dari distrik Seoul meminta surat perintah penangkapan untuk Lee atas
merger tersebut. Jaksa memandang, langkah tersebut bertujuan untuk melancarkan
jalan Lee untuk menjadi ahli waris Samsung Group.
Jaksa mencurigai Lee dan
manajemen puncak dari kedua perusahaan tersebut terlibat dalam skema manipulasi
untuk secara sengaja menurunkan nilai Samsung C&T sebelum merger dengan
Cheil Industries.
Lee Jae-yong saat itu adalah
pemegang saham terbesar di Cheil Industries, afiliasi yang memproduksi tekstil,
bahan kimia dan bahan kimia elektronik, dengan kepemilikan 23,2%, yang berarti
penurunan penilaian Samsung C&T akan membuka jalan bagi rasio merger
menguntungkan bagi ahli waris Samsung.
Samsung mengatakan tidak ada
kesalahan dalam perdagangan saham treasury Cheil Industries untuk
mempertahankan valuasinya selama waktu itu karena mematuhi peraturan. Mereka
juga membantah kecurigaan bahwa Samsung C&T dengan sengaja membuat
pengumuman yang terlambat tentang kesepakatan konstruksi di luar negeri untuk
memperlambat kenaikan nilai sahamnya.
Pengadilan Seoul akan mengadakan
sidang pada Senin (8/6) untuk memutuskan apakah akan mengeluarkan surat perintah
penangkapan. Keputusan tersebut diharapkan keluar pada larut malam atau Selasa
(9/6) pagi.
Jika surat perintah itu
disetujui, ini akan menjadi yang kedua kalinya bagi Lee, setelah sebelumnya
ditangkap dengan tuduhan kriminal.
Pada bulan Februari 2017, Lee
ditangkap karena diduga menawarkan suap kepada orang kepercayaan mantan Presiden Park Geun-hye. Dia awalnya dijatuhi hukuman lima tahun penjara,
tetapi dia dibebaskan setahun kemudian setelah Pengadilan Tinggi Seoul
mengurangi hukuman menjadi 2,5 tahun, yang ditangguhkan selama empat tahun.
Sumber : Kontan, 05.06.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar