JAKARTA, KOMPAS.com — Dunia menghadapi tantangan mendesak menciptakan 600 juta lapangan pekerjaan produktif dalam 10 tahun mendatang. Ketiadaan lapangan kerja baru bakal mengganggu kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ikatan sosial.
Demikian Laporan Tren Ketenagakerjaan Global Tahun 2012 berjudul Pencegahan Krisis Pekerjaan Lebih Parah dari Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang diterima di Jakarta, Selasa (24/1/2012). ILO adalah organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang aktif mempromosikan mengenai pekerjaan layak dan kebebasan berserikat.
Krisis selama tiga tahun terakhir dalam pasar kerja global yang mengganggu pertumbuhan ekonomi menimbulkan ancaman pengangguran sedikitnya 200 juta orang. Sedikitnya 400 lapangan kerja dibutuhkan dalam 10 tahun mendatang untuk menyerap penambahan 40 juta angkatan kerja setiap tahun.
Direktur Jenderal ILO Juan Somavia mengatakan, meski pemerintah telah bekerja keras menarik investasi, krisis pekerjaan belum teratasi sepenuhnya. Satu dari tiga pekerja di dunia, yang diperkirakan mencapai 1,1 miliar orang, masih menganggur atau hidup dalam kemiskinan.
”Penciptaan lapangan kerja dalam ekonomi riil harus menjadi prioritas nomor satu saat saat ini,” ujarnya.
Laporan ini juga mengungkapkan, masih ada 900 juta pekerja bersama keluarga hidup dari penghasilan 2 dollar AS (Rp 18.000) per hari di negara berkembang.
Kondisi di Indonesia
ILO juga melaporkan, jumlah penganggur berusia antara 15 tahun dan 24 tahun pada tahun 2011 mencapai 74,8 juta orang. Kondisi ini sungguh mengkhawatirkan karena bertambah 4 juta orang dalam empat tahun.
Kondisi serupa sebenarnya juga terjadi di Indonesia. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sudah menyusun perencanaan tenaga kerja tahun 2012 yang memprediksi angkatan kerja sebanyak 119,39 juta orang.
Fakta yang memprihatinkan adalah 46,6 persen atau 55,7 juta orang dari angkatan kerja Indonesia didominasi pencari kerja berpendidikan sekolah dasar.
Dalam Laporan ILO tentang Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia Tahun 2010 pada April 2011 menyebutkan, kualitas lapangan kerja domestik kian tertinggal dalam pertumbuhan jumlah pekerjaan yang tersedia.
Di Jakarta, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, kenaikan jumlah dan kualitas angkatan kerja harus dikendalikan agar tidak menciptakan penganggur baru.
Menurut Muhaimin, penciptaan kesempatan kerja di sektor formal yang berkualitas harus menjadi prioritas jajaran pemerintah.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengingatkan pemerintah agar lebih serius melindungi investor. Iklim investasi kondusif dan jaminan hukum menjadi kunci penting investor mewujudkan rencana bisnis.
”Pemerintah pusat sampai daerah harus lebih bertanggung jawab menjaga stabilitas iklim investasi,” ujar Sofjan.
Sumber : Kompas, 24.01.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar