BALIKPAPAN: Indeks Performa
Logistik (Logistics Performance Index) yang menjadi tolak ukur bagi kelancaran
serta pelayanan dan biaya distribusi barang di Indonesia masih belum cukup baik
karena turun menjadi urutan 75 dari 150 negara pada 2010.
Hal ini mencerminkan biaya
logistik yang masih mahal, serta kelancaran distribusi dan pelayanan yang belum
memuaskan.
Direktur Personalia dan Umum
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Mulyono mengatakan peringkat Indonesia tahun
ini turun dibandingkan dengan posisi pada 2007 yang berada pada urutan 40.
"Posisi 75 dari 150-an
negara jelas gambaran yang kurang bagus,” ujarnya, Sabtu 18 Februari 2012.
Dia menjelaskan untuk
menentukan peringkat LPI suatu negara, Bank Dunia melakukan survey ke banyak
aspek yang terkait distribusi kelancaran barang.
Aspek tersebut mulai dari
infrastruktur, regulasi institusi, bea cukai, information and communication
technologi (ICT), kondisi pelabuhan, pelayanan, hingga mencermati ongkos kirim
barang antarnegara.
Dia juga menambahkan
pertumbuhan barang di Indonesia yang cukup besar tidak disertai dengan
pertumbuhan infrastruktur. Akibatnya, posisi Indonesia melorot pada dua tahun
lalu.
Tahun lalu, tambah Mulyono,
Bank Dunia belum merilis LPI yang baru yang menjadi acuan tersebut.
Ongkos kirim barang yang
semakin mahal, jelas Mulyono, akan berimbas pada turunnya daya saing
internasional karena konsumen cenderung memilih harga yang lebih bersaing. Hal
ini berpotensi mengurangi minat investor untuk masuk ke Indonesia. (ea)
Sumber : Bisnis Indonesia,
18.02.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar