Kabar24.com, TOKYO – Bank of Japan (BoJ) memastikan
dampak perlemahan harga minyak dunia yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu
tidak memengaruhi tren kenaikan harga yang diyakini sedang berlangsung dalam
beberapa pekan terakhir.
Deputi
Gubernur BoJ Kikuo Iwata menyampaikan efek negatif
perlemahan harga minyak dunia terkompenssi oleh kebijakan stimulus moneter yang
ditetapkan bank sentral. Menurutnya, saat ini dampak kenaikan pajak penjualan
yang sempat membekukan belanja konsumen telah perlahan memudar.
“Memang butuh waktu cukup lama untuk melihat hasil
kebijakan stimulus. Namun beberapa pekan terakhir kebijakan moneter longgar
telah mampu mendorong tren kenaikan harga,” ungkap Iwata saat menghadiri sebuah
acara di Sendai, bagian timur laut Tokyo, Rabu (4/2/2015).
Iwata yang merupakan salah satu dari dua deputi gubernur
bank sentral selama ini dikenal sebagai arsitek utama program stimulus
besar-besaran yang ditetapkan BoJ. Dia menegaskan kebijakan moneter longgar
tidak dapat menyelesaikan persoalan fluktuasi inflasi jangka pendek, mengingat
banyak faktor yang menentukan tingkat kenaikan harga.
Harga minyak dunia yang telah jatuh hampir 50% dinilai
akan menyulitkan bank sentral Jepang untuk mencapai target kenaikan harga 2%.
Seperti diketahui, Negeri Sakura telah dibelit deflasi selama 16 tahun
terakhir.
Dalam pertemuan bank sentral pertengahan Desember lalu,
Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mempertahankan basis moneter sebesar 80 triliun
yen atau setara US$672 militer setelah sejumlah ekonom meyakini BoJ sulit
mencapai target inflasi 2% di tengah penurunan harga minyak dunia.
“Meski harga minyak turun, bank sentral tidak akan
mengubah proyeksi inflasi tahun ini. Kami yakin dalam jangka panjang inflasi
akan terakselerasi karena masyarakat justru merasakan manfaat dari jatuhnya
harga minyak,” kata Iwata.
Dia menuturkan bank sentral tidak akan membiarkan
masyarakat ‘terbiasa’ dengan situasi deflasi dan berjanji mencapai target
inflasi 2% dalam 2 tahun. Adapun, 21 Januari lalu BoJ menetapkan target inflasi
tanpa memperhitungkan pajak penjualan tahun ini dapat melaju 1%.
Sumber : Bisnis Indonesia, 04.02.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar