Jakarta -Rusia memang sedang dihantam krisis karena harga
minyak yang rendah dan pelemahan mata uang ruble. Namun salah satu perusahaan
raksasa mereka, Kalashnikov, masih mampu mencatatkan kinerja yang luar biasa.
Seperti dikutip dari CNN, Minggu (8/2/2015), produsen
senjata legendaris AK-47 ini membukukan pendapatan U$ 45 miliar (Rp 540
triliun) selama 2014. Naik 28% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sepanjang 2014, Kalashnikov memproduksi 120.000 unit
senjata. Untuk 2015, ditargetkan ada kenaikan 25%.
"Meski ada sanksi dari berbagai negara, Kalashnikov
berhasil mencatatkan laba bersih. Ini yang pertama dalam 7 tahun
terakhir," sebut Alexei Krivoruchko, Director General di Kalashnikov.
Kalashnikov merupakan perusahaan yang terkena dampak
sanksi-sanksi dari negara barat terhadap Rusia, imbas dari aksi Negeri Beruang
Merah di Ukraina. Namun Kalashnikov tetap memiliki konsumen setia di
negara-negara Asia dan Afrika.
Selain memproduksi sejata untuk militer dan aparat
penegak hukum, Kalashnikov juga mulai menyasar konsumen dari kalangan sipil.
Kalashnikov memproduksi pakaian dan aksesoris bernuansa militer, yang digemari
oleh para pecinta army look.
Tidak hanya di luar negeri, kinerja penjualan Kalashnikov
di Rusia pun masih kinclong. Pasalnya, sektor pertahanan lolos dari pemangkasan
anggaran 10% yang diperintahkan Presiden Vladimir Putin.
Militer dan aparat penegak hukum di Rusia masih menjadi
konsumen utama Kalashnikov. Belanja militer di Rusia rencananya naik 85% selama
periode 2012-2017.
Sumber : detik.com, 08.02.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar