Suara.com - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral
akan merealisasikan ide pemanfaatan gas alam cair atau liquefied natural gas
untuk bahan bakar kapal penyeberangan atau feri pada 2016.
"Tahun depan (2016) akan direalisasikan. Studi
kelayakannya tahun ini," kata Pelaksana tugas Direktur Jenderal Migas
Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja di Jakarta, Rabu.
Menurut Wira, kapal feri yang menggunakan bahan bakar LNG
akan lebih
hemat sekitar 25-30 persen ketimbang menggunakan bahan bakar minyak
(BBM).
"Untuk awal kapal feri dulu untuk rute-rute pendek
seperi Merak-Bakauheni atau Ketapang-Gilimanuk," katanya.
Namun, Wira enggan menyebutkan anggaran yang akan
digelontorkan kementerian untuk program tersebut.
Sebelumnya, Direktur Gas Badan Pengatur Hilir Migas
Djoko Siswanto mengatakan proyek percontohan (pilot project)
pemanfaatan bahan bakar gas untuk moda transportasi seperti kereta api dan
kapal laut akan segera dilakukan.
Proyek percontohan itu, menurut Djoko dilakukan untuk
bisa menggenjot penggunaan bahan bakar gas dalam rangka konversi dari bahan
bakar minyak.
Kementerian ESDM sejumlah pihak terkait seperti KAI,
Pelni, Pertamina, PLN dan PGN untuk proyek tersebut.
Ia menuturkan, dalam kerja sama itu nanti, Kementerian
ESDM akan menyiapkan konverter kit, PT KAI dan Pelni menyiapkan kereta
dan kapal yang bahan bakarnya bisa dikonversi, sedangkan PT PLN, Pertamina Gas
dan PGN menyiapkan fasilitas gas.
"Sementara Ditjen Perhubungan Laut nanti harus siapkan
lahan di pelabuhan untuk SPBG," ujarnya.
Menurut Djoko, pemanfaatan gas untuk kereta api dan kapal
laut memungkinkan untuk dilakukan. Pasalnya, negara lain seperti Kanada dan
Norwegia telah menerapkannya dengan sukses.
Selain alasan ramah lingkungan, konversi ke gas diklaim
bisa menghemat penggunaan bahan bakar minyak.
Ke depan, Djoko mengatakan ditargetkan akan ada total 50
kapal perintis dan 30 kapal Pelni yang sudah bisa dikonversi menggunakan BBG.
(Antara)
Sumber : Suara.com, 25.02.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar