Bisnis.com, SURABAYA—Proyek pembangunan terminal
transit curah kering terbesar di Asean oleh PT Pelabuhan Indonesia III
(Persero) pada akhirnya memakan dana investasi tak kurang dari US$87
juta.
Modal tersebut berasal dari PT Pelindo III senilai US$47
juta, untuk pembelian dua unit grab ship unloader senilai US$20 juta,
pembangunan dermaga senilai US$12 juta, serta pembangunan conveyor seharga
US$15 juta.
Selain itu, modal proyek yang digarap di Terminal
Teluk Lamong (TTL) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya itu juga dibantu
oleh
PT Nusa Prima Logistik sejumlah US$40 juta. Nusa Prima Logistik adalah
perusahaan milik PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
Pada 2014 perusanaan itu diakuisisi Charoen bersama
dengan PT FKS Multi Agro Tbk. melakukan kerja sama dengan PT
Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Perusahaan itu diakusisi senilai Rp1,24
miliar.
Rencananya, pada tahun depan kapasitas curah kering TTL
sudah dapat ditambah 5 juta ton.
Dirut
Pelindo III Djarwo Surjanto menjelaskan proyek 10
hektare itu akan dilengkapi dengan sembilan unit silo dan tiga unit
warehouse yang dapat menampung 200.000 ton curah kering. Selain
itu, akan dibangun juga dermaga sepanjang 250 meter sebagai
pelengkap gudang.
“Pembangunan
fasilitas ini akan dilakukan bersamaan. Saat ini kami sedang melakukan
pemancangan tiang untuk dermaga yang diharapkan bisa selesai dalam 8 bulan ke
depan,” katanya, Selasa (10/2/2015).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dua unit grab ship
unloader di TTL akan didatangkan pada Mei. Adapun, komoditas yang akan dilayani
di terminal itu nantinya hanya jagung, kedelai, gandung, kacang-kacangan, dan
beberapa komoditas pertanian lain.
Sumber : Bisnis Indonesia, 10.02.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar