BANDUNG
— Sebanyak 11 perusahaan yang menangani infrastruktur teknologi informasi bagi
e-commerce, memperkuat aliansi untuk meningkatkan keterbukaan informasi
dan pertukaran data perdagangan di antara negara-negara di Asia.
Kesebelas
perusahaan tersebut tergabung dalam Pan-Asian e-Commerce Alliance (PAA)
yang menggelar PAA Meeting ke-53 di Bandung, Jawa Barat pada 9-12
Agustus 2016.
Indonesia
diwakili PT EDI Indonesia (EDII) sebagai perusahaan pelopor dalam
mengembangkan Jasa Pertukaran Data Elektronik (PDE) di Indonesia dan
berstatus sebagai anak perusahaan dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan
Sisindokom
Teknologi.
E. Helmi
Wantoso, Direktur Utama PT Electronic Data Interchange (EDI) Indonesia mengatakan, perusahaan
tersebut mewakili negara masing-masing yakni China (CIECC), Taiwan
(Trade-Van), Hong Kong SAR (TradeLink), Jepang (NACCS), Korea (KTNET), Macau
SAR (TEDMEV), Malaysia (DagangNet), Singapura (Crimson Logic), Thailand (CAT Telecom), Filipina (InterCommerce) dan
Indonesia (PT EDI Indonesia).
Dia
menjelaskan PAA adalah sebuah aliansi dan forum kerja sama
perusahaan-perusahaan yang memiliki inti bisnis e-commerce dan e-business
solution serta sebagai trade facilitator di negara masing-masing.
Dalam
pertemuan tersebut, dibahas sejumlah permasalah salah satunya tentang
perkembangan teknologi yang mendukung dalam pertukaran data secara elektronik
yang ada di Asia saat ini. “Kami membahas teknologi dan pemrograman agar
menggunakan satu bahasa yang sama dalam pertukaran data. Seperti barang masuk
dari China, kalau bahasa enggak sama,
pengertian enggak sama, akan sulit mengkomunikasikannya,” jelasnya, Jumat
(12/8/2016).
Helmi
memaparkan dalam pertemuan tersebut PAA membuat sebuah sistem teknologi dengan
platform bahasa sistem yang sama yang bertujuan untuk memu-dahkan pertukaran
data antarnegara, dengan menggunakan bahasa pemrograman internasional.
Menurutnya,
aliansi tersebut sangat penting bagi negara di Asia Pasifik dalam menciptakan
perdagangan di kawasan yang aman dan cepat. “Saat ini, perdagangan
internasional terus meningkat seiring dengan berkembangnya Asean Economic
Community yang meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam kegiatan ekonomi
lintas kawasan, salah satu faktor pendukungnya adalah teknologi informasi.”
Oleh
karena itu, dibutuhkan teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan kualitas
dan kuantitas perdagangan internasional melalui kecepatan dan ketepatan proses
arus barang.
Susiwijono,
Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi & Informasi Teknologi Kementerian
Keuangan
mengatakan, pihaknya sebagai penanggungjawab bidang IT di Kemenkeu mendorong
forum provider penyelenggara layanan pertukaran data secara elektronik sebagai
representasi 11 negara di Asean untuk meningkatkan kapasitasnya.
Menurutnya,
dalam tren e-commerce yang semakin berkembang dibutuhkan penguatan aliansi
untuk meningkatkan layanan data exchange tentang ekspor-impor lintasnegara di
Asean. “Kerja sama pertukaran data antarnegara sangat penting supaya data yang
ada menjadi terhubung dan saling mencocokan. Ke depan, pertukaran data secara
online ini
bukan
hanya untuk kepentingan perdagangan global, tetapi lebih dari itu, untuk
kepentingan perpajakan,” ungkapnya.
Oleh
karena itu, pertukaran data perdagangan secara elektronik di antara negara di
dunia menjadi sangat penting, termasuk bagi pengembangan kapasitas ekonomi
Indonesia di tingkat global. Sejumlah negara kawasan membentuk aliansi bersama
pertukaran data secara online, dengan tujuan memperkuat integrasi data di
antara negara-negara itu.
Sumber
: Kontan, 15.08.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar